Biaya Hidup Masyarakat Semakin Tinggi, Kinerja Penjualan Eceran Berpotensi Tertahan



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Hasil Survei Bank Indonesia (BI) mencatat penjualan eceran pada April 2024 mengalami kontraksi.

Ini tercermin dari Indeks Penjualan Riil (IPR) April 2024 tercatat mencapai 236,3 atau mengalami kontraksi sebesar 2,7% YoY, setelah mengalami pertumbuhan tinggi sebesar 9,3% YoY bertepatan dengan bulan Ramadan pada Maret 2024.

Ekonom Bank Permata Josua Pardede mengatakan, kontraksi tersebut disebabkan oleh high base pada indeks penjualan eceran April 2023 mengingat kegiatan penjualan masih meningkat.


Sementara pada April 2024, terdapat libur Idul Fitri dan cuti bersama yang panjang sehingga mempengaruhi penjualan dari pedagang.

Baca Juga: Ini Wilayah dengan Pertumbuhan Penjualan Eceran Tertinggi pada Mei 2024

"Oleh sebab itu, kontraksi laju penjualan eceran secara tahunan hanya sementara karena laju penjualan eceran pada Mei 2024 diperkirakan kembali meningkat," ujar Josua kepada Kontan.co.id, Selasa (11/6).

Josua memperkirakan, penjualan eceran ke depannya akan sangat dipengaruhi oleh perkembangan dari sisi permintaan yaitu berkaitan dengan daya beli konsumen masyarakat.

Josua menyebut, kondisi biaya hidup masyarakat cenderung meningkat terutama dipengaruhi oleh dampak potensi peningkatan biaya hidup yang selama ini dirasakan seperti tarif efektif rata-rata pajak penghasilan (PPh), harga dari beberapa komoditas pangan yang masih tinggi, biaya pendidikan serta potongan Tapera yang mempengaruhi keputusan konsumen untuk menahan belanja terutama belanja barang tahan lama.

"Dalam kondisi di mana konsumen cenderung menahan belanja maka berpotensi mempengaruhi kinerja penjualan eceran," katanya.

Oleh sebab itu, pemerintah perlu fokus dalam upaya menjaga agar biaya hidup masyarakat tidak meningkat signifikan di tengah stabilnya pendapatan nominal masyarakat. 

Pemerintah juga perlu berhati-hati dalam melakukan penyesuaian harga-harga barang/jasa yang diatur pemerintah terkait harga BBM. LPG dan tarif listrik.

"Belum lagi terkait dengan rencana penyesuaian tarif cukai plastik dan cukai minuman berpemanis dalam kemasan yang juga diperkirakan akan menambah biaya hidup masyarakat," imbuh Josua.

Sementara itu, Chief Economist PT Bank Syarih Indonesia (BSI) Banjaran Surya Inrastomo mengatakan penjualan eceran pada April 2024 terkontraksi sejalan dengan disbursement belanja masyarakat yang terbagi tidak hanya di bulan April, namun juga di bukan Maret. Ini terindikasi dari indeks pada bulan Maret yang tercatat meningkat tinggi.

Baca Juga: Laporan BI: Penjualan Eceran Turun 2,7% pada April 2024

"Disbursement pengeluaran masyarakat dilakukan mengingat periode Idul Fitri yang ada di awal bulan sementara sebagian Tunjangan Hari Raya sudah dibagikan pada akhir Maret," katanya.

Banjaran memperkirakan, penjualan eceran pada kuartal II-2024 masih akan tumbuh positif secara tahunan didukung optimisme masyarakat yang tetap tinggi dan inflasi yang terkendali.

Meski begitu, sejumlah tantangan seperti gejolak di ekonomi global dan sedikit melemahnya nilai tukar Rupiah perlu terus diwaspadai mengingat hal tersebut berpotensi meningkatkan harga barang dan bahan baku impor sehingga dapat menahan pertumbuhan penjualan ritel.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Herlina Kartika Dewi