Biaya kredit bank susut karena NPL membaik



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Biaya kredit atau cost of credit di perbankan beringsut menurun. Sebab, bank telah menggunakan pencadangan agar tidak terjadi kenaikan kredit bermasalah atau non peforming loan (NPL).

Mandiri Sekuritas dalam riset yang terbit 6 November 2017 lalu menyebutkan, rata-rata cost of credit dari 12 bank menurun yakni menjadi 1,8% per September 2017 dibandingkan sebesar 2,5% pada September 2016.

PT Bank Central Asia Tbk (BCA) salah satu bank yang biaya kreditnya menurun. Tercatat, biaya kredit BCA turun menjadi 0,8% per September 2017, dari sebesar 1,2% di September 2016.


Sekretaris Perusahaan BCA Jan Hendra mengatakan, pihaknya telah berusaha menjaga rasio NPL di level yang stabil. Ini dilakukan sejak tahun lalu, BCA memupuk biaya pencadangan cukup besar mencapai 228% di akhir tahun 2016.

Alhasil, BCA mencatat rasio NPL gross sebesar 1,5% dan NPL net 0,4% di kuartal III 2017. "Tren NPL stabil dari awal tahun ini. Kami melihat, pencadangan akan lebih rendah di tahun ini," katanya kepada KONTAN, Senin (13/11).

PT Bank Danamon Indonesia Tbk juga mencatat penurunan biaya kredit. Danamon memiliki biaya kredit di level 2,7% per September 2017, atau lebih rendah dari posisi 3,8% di September 2016.

Direktur Keuangan dan Bisnis Mikro Bank Danamon Satinder Pal Singh Ahluwalia menyampaikan, pihaknya tengah melakukan bersih-bersih kredit sejak awal tahun 2017. Terbukti, bank berkode BDMN ini mencatat NPL gross berada di level 3,3% per September 2017.

"Biaya kredit menurun menjadi Rp 2,5 triliun. Rasio biaya kredit juga berada pada tingkat 2,6% atau membaik 90 bps dibanding tahun sebelumnya," ungkapnya.

Direktur Keuangan PT Bank Jawa Timur Tbk Ferdian Satyagraha menilai, penurunan biaya kredit didorong oleh perbaikan kualitas kredit dan tidak membentuk NPL sebanyak tahun sebelumnya.

Saat ini, bank berkode saham BTJM Ini mencatat biaya kredit sebesar 0,2% per September 2017, atau lebih rendah dibandingkan posisi 2,0% di September 2016.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Dessy Rosalina