Biaya Kredit Rendah, Laba dan Dividen CIMB Niaga (BNGA) Bakal Terus Tumbuh



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Bank CIMB Niaga Tbk telah merilis laporan keuangan hingga September 2024. Hasilnya, laba bersih emiten berkode saham BNGA ini mencapai Rp 5,1 triliun. 

Realiasi laba bersih tersebut menurut analis Maybank Sekuritas Indonesia Faid Asad dalam riset 31 Oktober 2024, sesuai dengan konsensus. "Biaya kredit yang lebih rendah membuat laba bersih BNGA selama sembilan bulan di 2024 naik 4,7% secara tahunan," kata dia. 

Menurut Faid, realisasi laba tersebut mencapai 76% dari proyeksinya  dan konsensus. "Laba bersih tersebut didorong terutama oleh biaya kredit yang lebih rendah sebesar 18,9% secara tahunan meskipun sedikit kontraksi dalam pendapatan operasional sebelum pencadangan alias pre-provisioning operating profit (PPOP) sebesar 4,4% secara tahunan," papar dia. 


Baca Juga: Jangan Tertipu yang Ilegal, Ini 98 Pinjol Legal Resmi Terdaftar OJK November 2024

Akibatnya, NIM BNGA turun 6 bps secara kuartalan dan turun 17 bps secara tahunan menjadi 4,2%. Sementara biaya kredit sebesar 0,9% atau turun 8 bps secara kuartalan dan susut 32 bps secara tahunan dalam sembilan bulan di 2024.

Faid juga menyoroti bagaimana pinjaman BNGA meningkat secara konservatif sebesar 6,4% secara tahunan dalam sembilan bulan di 2024 karena fokus pada kualitas aset. Pinjaman UKM BNGA naik 9,4% secara tahunan, sementara pinjaman konsumen tumbuh 5,4% secara tahunan dan korporasi naik 7,1% secara tahunan. 

Pinjaman konsumen terutama didorong oleh otomotif yang naik 18,2% secara tahunan sementara kartu kredit dan pinjaman pribadi tumbuh 11,5%. Sementara kredit hipotek sebagian besar datar turun 0,6% secara tahunan. 

"Campuran pinjaman ini akan membantu meningkatkan imbal hasil ke depannya, dan kami memperkirakan NIM BNGA pada tahun 2024 menjadi 4,28% dan 4,41% untuk tahun 2025," papar Faid. Di tahun 2024, dia memperkirakan laba bersih BNGA sebesar Rp 6,8 triliun dan pada tahun 2025 mencapai Rp 7,54 triliun. 

Faid juga percaya jika pertumbuhan konservatif tersebut akan menghasilkan kualitas aset yang lebih kuat dan pertumbuhan laba yang lebih berkelanjutan. "Dengan pertumbuhan laba yang sejalan, bersama dengan rasio kecukupan modal yang tinggi sebesar 23,4% pada September 2024 maka rasio pembayaran dividen 50% seharusnya bisa berlanjut," terang dia. Untuk itu, Maybank Sekuritas memperkirakan, dividend yield BNGA bisa mencapai 6,5% di 2024 dan 7,2% untuk tahun 2025 dengan harga saham per 31 Oktober 2024 yakni Rp 1.870 per saham. 

Kualitas tersebut membuat Faid masih rekomendasi beli saham BNGA dengan target harga Rp 2.400. Target tersebut mencerminkan PBV di tahun 2025 sebesar 1,07 kali. "BNGA tetap fokus pada peningkatan profitabilitas dan kualitas aset, alih-alih mengejar pertumbuhan pinjaman. Hal ini kemungkinan akan menghasilkan tekanan jangka pendek pada NIM, tetapi harus diterjemahkan menjadi biaya kredit rendah yang berkelanjutan," jelas Faid. 

Selain itu, karena bank sentral kemungkinan akan mulai memangkas suku bunga, Faid memperkirakan kenaikan NIM karena tekanan biaya pendanaan mereda. Menurut dia, faktor risiko penurunan bisa terjadi jika terjadi pemburukan kualitas aset dan rendahnya saham beredar bebas.

Baca Juga: Cara Tarik Tunai Tanpa Kartu Di ATM BCA, BNI, BRI, Mandiri, Mudah Tanpa Repot

Selanjutnya: Diversifikasi Jadi Juru Selamat Konglomerat

Menarik Dibaca: Jadwal KA Prameks Jogja-Kutoarjo, Senin-Minggu, 4-10 November 2024

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Avanty Nurdiana