KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Otoritas Jasa Keuangan (OJK) baru-baru ini memproyeksi laba bersih industri perbankan bisa tumbuh 9%-10% tahun ini. Sejumlah bank pun optimistis laba tahun ini akan bertumbuh. PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk (BTN), semisal, memproyeksikan laba akan tumbuh sekitar 12%-14% pada 2024. Corporate Secretary BTN Ramon Armando menyampaikan BTN senantiasa berupaya menjaga pertumbuhan laba, salah satunya dengan cara menurunkan
cost of credit (CoC) yang tahun lalu sudah menurun.
Selain itu, BTN juga akan meningkatkan kredit segmentasi
high yield dan KPR Non-Subsidi serta terus menggenjot pendapatan
fee based income dari transaksi-transkasi melalui aplikasi BTN Mobile. "Kita berharap CoC bisa sampai level 1,2% sampai 1,3% tahun ini," kata Ramon kepada KONTAN, Rabu (10/1). Kemudian untuk proyeksi capaian laba tahun 2023, Ramon bilang, BTN belum bisa memberikan angkanya karena masih dalam proses audit. Namun ia meyakini bahwa laba bank BTN akan tumbuh. "Kami berharap pertumbuhan laba sepanjang 2023 sebesar 8%-10%," kata Ramon.
Baca Juga: NIM Perbankan Berpotensi Tergerus Tahun Ini, Imbas Suku Bunga yang Masih Tinggi PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten Tbk (BJBR) atau Bank BJB juga memproyeksikan laba bersih senantiasa bertumbuh dibanding tahun-tahun sebelumnya, mengingat tekanan biaya yang diprediksi menyusut pada 2024. "Dengan ekspektasi tekanan biaya dana yang melandai tentu kami pun berharap hal ini akan membantu pertumbuhan laba di tahun 2024 yang lebih baik dari tahun lalu," kata Direktur Utama Bank BJB Yuddy Renaldi.
Demi mencapai pertumbuhan laba, BJB berupaya dalam berbagai hal, salah satunya adalah dengan menjaga kualitas kredit dapat terjaga dengan baik. Selain itu sektif dalam memilih sektor yang potensial, dan mendorong pendapatan berbasis komisi atau fee based income serta pendapatan-pendapatan lainnya. "Secara nominal tentu pendapatan bunga akan mendominasi, namun secara pertumbuhan kami pun mendorong pendapatan berbasis komisi ini dapat lebih berkontribusi lebih besar terhadap laba keseluruhan," kata Yuddy. Lebih lanjut, Yuddy juga menyinggung akan berakhirnya relaksasi kredit Covid pada Maret mendatang. Ia membeberkan bahwa BJB telah memupuk pencadangan yang sudah cukup memadai. Menurutnya dampak Covid 19 terhadap BJB tergolong rendah dibandingkan dengan industri perbankan secara umum. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Khomarul Hidayat