KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Biaya mudik Lebaran pada tahun 2025 diproyeksi naik di kisaran 20%-30% dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Hal tersebut karena adanya kenaikan harga BBM dan tarif transportasi. Akibatnya, banyak keluarga terpaksa harus menyesuaikan anggaran atau bahkan memilih untuk tidak mudik, sehingga berpotensi merugikan perekonomian daerah dan UMKM. Meningkatnya biaya mudik ini menjadi perhatian penting, terutama bagi keluarga dengan penghasilan yang terbatas.
"Kenaikan harga BBM dan tarif transportasi telah membuat anggaran mudik meningkat secara signifikan,” kata Achmad Nur Hidayat, Ekomom dan Pakar Kebijakan Publik UPN Veteran Jakarta dalam keterangan tertulisn yang dikutip Kontan.co.id, Selasa (18/3). Alhasil, banyak keluarga yang harus mempertimbangkan kembali rencana mudik mereka, yang selama ini merupakan tradisi penting saat Lebaran. Baca Juga: Pemudik Motor Melebihi Kapasitas Bakal Kena Tilang Elektronik, Jangan Ambil Risiko! Diprediksi, rata-rata keluarga akan mengalokasikan anggaran yang lebih besar untuk biaya mudik dibandingkan tahun lalu. Pada tahun 2024, anggaran mudik berkisar antara Rp2,5-4 juta, sementara tahun ini diprediksi meningkat menjadi Rp 3 juta - Rp 5 juta. Kenaikan ini tidak hanya berpengaruh pada Keputusan mudik, tetapi juga mendorong keluarga untuk mengurangi belanja mereka untuk persiapan Lebaran. Fenomena ini berpotensi mengurangi momen kebahagiaan reuni keluarga yang biasanya ditunggu-tunggu saat Lebaran. Selain itu, dampak berkurangnya arus mudik juga akan berimbas pada perekonomian daerah. “Mudik selama ini menjadi pendorong utama perputaran uang di daerah tujuan, seperti Jawa Tengah, Jawa Timur, dan Sumatra,” tambah achmad. Dengan adanya pengurangan jumlah pemudik, UMKM lokal yang mengandalkan penjualan oleh-oleh dan jasa kuliner selama Lebaran berisiko kehilangan pendapatan.