JAKARTA. Laba bersih PT Adaro Energy Tbk (ADRO) turun 3% menjadi US$ 260,1 juta pada semester pertama 2012 dibandingkan periode serupa tahun lalu sebesar US$ 268 juta. Penurunan tersebut dipengaruhi kenaikan biaya pendapatan dan biaya kas batubara. Biaya pendapatan pada semester kedua tahun 2012 meningkat sebesar 10,7% menjadi US$ 1,298 miliar dibandingkan semester pertama 2011 sedangkan biaya kas batubara Adaro (tidak termasuk royalti) naik 10,4% menjadi US$ 38,03 per ton. Adapun biaya pertambangan dan perdagangan batubara meningkat 10,9% menjadi US$ 1,162 miliar dibandingkan semester pertama 2011. "Peningkatan biaya kas batubara disebabkan lebih besarnya rencana ratio pengupasan, jarak angkut lapisan penutup yang lebih jauh, dan harga bahan bakar yang lebih tinggi," ungkap Presiden Direktur Adaro Energy, Garibaldi Thohir, Kamis (30/8). Ia menambahkan, dengan kondisi siklus komoditas saat ini yang sedang menurun, perseroan akan tetap fokus pada pengurangan belanja dan meningkatkan efisiensi operasional. Meskipun laba bersih turun, namun dari segi pendapatan Adaro mencatatkan kenaikan. Pendapatan bersih semester I 2011 naik 9,1% menjadi US$ 1,931 miliar. Sementara itu, EBITDA perseroan tumbuh 4,4% menjadi US$ 668 juta. Utang bersih terhadap EBITDA 12 bulan terakhir meningkat menjadi 1,30x pada semester I 2012 dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar 0,97x. "Tingkat likuiditas kami sangat baik dengan ketersediaan kas mencapai US$ 1 miliar, termasuk US$ 435 juta dari fasilitas pinjaman jangka panjang bank yang belum digunakan," kata Garibaldy. Menurutnya, dana tersebut memungkinkan Adaro Energy mempertahankan tingkat kecukupan likuiditas selama siklus penurunan seperti saat ini. Melihat kondisi pasar, Adaro pun mengevaluasi ulang waktu pengeluaran biaya modal (capex) untuk mempertahankan kas. Adaro mengubah panduan capex 2012 dari US$ 650-US$ 700 juta menjadi US$ 400-US$ 500 juta. Pengurangan biaya terbesar adalah untuk pembelian alat berat karena kapasitas armada perseroan masih mencukupi untuk pencapaian target produksi sebesar 48-51 juta ton di akhir tahun. Volume produksi Adaro sampai dengan semester I 2012 sebesar 23,01 juta ton atau naik 0,9% dibandingkan semester I 2011 sebesar 22,81 juta ton. Sementara itu, volume penjualan menyusut 1,4% menjadi 23,69 juta ton dibandingkan tahun sebelumnya sebesar 24,02 juta ton.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Biaya naik, gerus laba bersih ADRO 3%
JAKARTA. Laba bersih PT Adaro Energy Tbk (ADRO) turun 3% menjadi US$ 260,1 juta pada semester pertama 2012 dibandingkan periode serupa tahun lalu sebesar US$ 268 juta. Penurunan tersebut dipengaruhi kenaikan biaya pendapatan dan biaya kas batubara. Biaya pendapatan pada semester kedua tahun 2012 meningkat sebesar 10,7% menjadi US$ 1,298 miliar dibandingkan semester pertama 2011 sedangkan biaya kas batubara Adaro (tidak termasuk royalti) naik 10,4% menjadi US$ 38,03 per ton. Adapun biaya pertambangan dan perdagangan batubara meningkat 10,9% menjadi US$ 1,162 miliar dibandingkan semester pertama 2011. "Peningkatan biaya kas batubara disebabkan lebih besarnya rencana ratio pengupasan, jarak angkut lapisan penutup yang lebih jauh, dan harga bahan bakar yang lebih tinggi," ungkap Presiden Direktur Adaro Energy, Garibaldi Thohir, Kamis (30/8). Ia menambahkan, dengan kondisi siklus komoditas saat ini yang sedang menurun, perseroan akan tetap fokus pada pengurangan belanja dan meningkatkan efisiensi operasional. Meskipun laba bersih turun, namun dari segi pendapatan Adaro mencatatkan kenaikan. Pendapatan bersih semester I 2011 naik 9,1% menjadi US$ 1,931 miliar. Sementara itu, EBITDA perseroan tumbuh 4,4% menjadi US$ 668 juta. Utang bersih terhadap EBITDA 12 bulan terakhir meningkat menjadi 1,30x pada semester I 2012 dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar 0,97x. "Tingkat likuiditas kami sangat baik dengan ketersediaan kas mencapai US$ 1 miliar, termasuk US$ 435 juta dari fasilitas pinjaman jangka panjang bank yang belum digunakan," kata Garibaldy. Menurutnya, dana tersebut memungkinkan Adaro Energy mempertahankan tingkat kecukupan likuiditas selama siklus penurunan seperti saat ini. Melihat kondisi pasar, Adaro pun mengevaluasi ulang waktu pengeluaran biaya modal (capex) untuk mempertahankan kas. Adaro mengubah panduan capex 2012 dari US$ 650-US$ 700 juta menjadi US$ 400-US$ 500 juta. Pengurangan biaya terbesar adalah untuk pembelian alat berat karena kapasitas armada perseroan masih mencukupi untuk pencapaian target produksi sebesar 48-51 juta ton di akhir tahun. Volume produksi Adaro sampai dengan semester I 2012 sebesar 23,01 juta ton atau naik 0,9% dibandingkan semester I 2011 sebesar 22,81 juta ton. Sementara itu, volume penjualan menyusut 1,4% menjadi 23,69 juta ton dibandingkan tahun sebelumnya sebesar 24,02 juta ton.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News