KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Peningkatan biaya operasi sepanjang tahun 2023 membuat emiten klub Bali United, PT Bali Bintang Sejahtera Tbk (
BOLA) mencatatkan rugi bersih sebesar Rp 37,1 miliar. Direktur BOLA Yohanes Ade mengatakan, perusahaan sejatinya membukukan kenaikan pendapatan pada 2023 lalu mencapai Rp 363,33 miliar atau tumbuh 2,88%
year on year (YoY) dibandingkan tahun 2022 yang sebesar Rp 353,13 miliar. Adapun, kenaikan pendapatan ini ditopang oleh meningkatnya pendapatan segmen
management club. "Walaupun
revenue naik dibandingkan tahun sebelumnya tetapi secara operasi perusahaan mengalami kerugian pada tahun 2023. Kerugian ini disebabkan peningkatan pada biaya operasional perseroan yang berhubungan dengan pengembangan usaha perseroan," jelas Yohanes dalam Public Expose BOLA, Senin (27/5).
Baca Juga: Bali Bintang Sejahtera (BOLA) Catatkan Penurunan Kinerja pada Kuartal I-2024 Sebelumnya, pada tahun 2022, BOLA sanggup membukukan laba bersih mencapai Rp 16,40 miliar. Tercatat, biaya operasi BOLA pada tahun 2023 mencapai Rp 437,9 miliar atau naik dibandingkan tahun 2022 yang sebesar Rp 327,5 miliar. Merujuk paparan manajemen BOLA, kenaikan biaya operasi ini berkaitan dengan pengembangan aktivitas klub sepakbola dan bola basket Bali United. Presiden Direktur BOLA Yabes Tanuri mengatakan, pihaknya masih optimistis kinerja pada tahun ini dapat bertumbuh positif. "Perusahaan optimistis di tahun 2024 akan lebih baik tidak hanya dari pemasukan bola saja tapi juga dari kontribusi (lini bisnis lain)," ujar Yabes. Meski demikian, manajemen BOLA enggan merinci lebih jauh besaran belanja modal yang disiapkan.
Yohanes mengutarakan, sampai saat ini manajemen masih berfokus untuk investasi pada lini bisnis eksisting. "Belanja modal ada tapi tidak signifikan, kecil sekali," pungkas Yohanes. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Anna Suci Perwitasari