KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Usai penyelenggaraan Asian Games dan Asian Para Games, stadion besar di Indonesia yakni Gelora Bung Karno (GBK) mempunyai pekerjaan rumah yang sangat berat, tidak hanya direpotkan soal pembiayaan perawatan dan menjaga agar fasilitas berstandar internasional itu tetap terjaga. Stadion yang telah mengantongi sertifikasi dari AFC ini pun harus berusaha agar pendapatan bisnis mereka terus bertambah sehingga mampu menutupi biaya operasional yang jumlahnya sangat besar per tahunnya. Gatot Tetuko, Direktur Utama Gelora Bung Karno, mengatakan, biaya operasional GBK per tahunnya mencapai lebih dari Rp 100 miliar per tahun.
Biaya operasional capai Rp 100 miliar saban tahun, GBK mencari celah pendapatan
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Usai penyelenggaraan Asian Games dan Asian Para Games, stadion besar di Indonesia yakni Gelora Bung Karno (GBK) mempunyai pekerjaan rumah yang sangat berat, tidak hanya direpotkan soal pembiayaan perawatan dan menjaga agar fasilitas berstandar internasional itu tetap terjaga. Stadion yang telah mengantongi sertifikasi dari AFC ini pun harus berusaha agar pendapatan bisnis mereka terus bertambah sehingga mampu menutupi biaya operasional yang jumlahnya sangat besar per tahunnya. Gatot Tetuko, Direktur Utama Gelora Bung Karno, mengatakan, biaya operasional GBK per tahunnya mencapai lebih dari Rp 100 miliar per tahun.