Biaya operasional capai Rp 100 miliar saban tahun, GBK mencari celah pendapatan



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Usai penyelenggaraan Asian Games dan Asian Para Games, stadion besar di Indonesia yakni Gelora Bung Karno (GBK) mempunyai pekerjaan rumah yang sangat berat, tidak hanya direpotkan soal pembiayaan perawatan dan menjaga agar fasilitas berstandar internasional itu tetap terjaga.

Stadion yang telah mengantongi sertifikasi dari AFC ini pun harus berusaha agar pendapatan bisnis mereka terus bertambah sehingga mampu menutupi biaya operasional yang jumlahnya sangat besar per tahunnya.

Gatot Tetuko, Direktur Utama Gelora Bung Karno, mengatakan, biaya operasional GBK per tahunnya mencapai lebih dari Rp 100 miliar per tahun.


Ia bilang, ada dua cara untuk meningkatkan revenue. Pertama, dengan cara lama seperti menjadikan GBK sebagai sport event, penyelenggaraan event festival mulai dari pameran, konser musik, dan lainnya. Kemudian, revenue pun bisa didapat dari outdoor dan indoor media.

"Festival musik nampaknya yang paling banyak diminati. Bulan depan, GBK akan menjadi saksi sejarah bagi Indonesia. Sebab, untuk kali pertamanya Guns n Roses bakal tampil kembali setelah dinyatakan bubar. Mereka akan reuni di Jakarta. Selama lima hari mereka akan di Jakarta, mulai dari latihan sampai dengan pementasan," ungkap Gatot dalam keterangan yang diterima KONTAN, Sabtu (27/10).

Tak hanya itu, beberapa nama grup band dan musisi dunia pun akan melakukan konser di GBK diantaranya, Franz Ferdinand, Fourtwnty Elephant Kind.

Kemudian Java Jazz Festival pun sedang dijajaki agar penyelenggaraannya bisa di GBK. Untuk yang akan berlangsung dalam bulan ini dari sport event yaitu Indonesia Color Run dan Electric Jakarta Marathon yang berlangsung (28/10) esok.

Kedua, GBK melakukan model pendekatan bisnis yang menyesuaikan zaman kekinian. Perkembangan teknologi digital pun masuk dalam frame work peningkatan revenue. Di antaranya yaitu membangun partnership dengan perusahaan e-commerce. Selanjutnya GBK pun menyewakan co-working space bagi para pelaku bisnis startup yang isinya para millenial kreatif.

Tidak dipungkiri, jika teknologi informasi turut berperan dalam perkembangan pasar. "Untuk itu, saat renovasi GBK secara besar-besaran, kami pun telah membenamkan fiber optic dengan kualitas tinggi untuk menarik market ini. Beberapa operator ternama pun berhasil kita dapatkan. Hasilnya, sekarang GBK menjadi kantor untuk Go Food, dan para pemilik startup dari generasi millenial," terang Gatot.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Sanny Cicilia