Biaya Overhead Perbankan Meningkat, Salah Satunya Terdorong Kenaikan Beban Pegawai



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Biaya karyawan masih menjadi komponen utama dalam biaya overhead perbankan di Tanah Air. Meskipun saat ini perbankan sudah gencar melakukan digitalisasi dan jumlah kantor cabang semakin menyusut, namun beban tenaga kerja masih mengalami peningkatan. 

Semakin tinggi biaya overhead perbankan ini tentu menunjukkan bank semakin tidak efisien. Apalagi jika pertumbuhan pendapatannya lebih rendah dari kenaikan  biaya tersebut. Ini nantinya akan berpengaruh pada kinerja laba bank.

Berdasarkan laporan keuangan semester I 2022, sejumlah bank melaporkan biaya tenaga kerjanya mengalami pertumbuhan dari periode yang sama tahun sebelumnya (year on year/YoY). 


PT Bank Central Asia Tbk (BCA) misalnya mencatatkan operational expense (opex) atau biaya overhead sebesar Rp 15,05 triliun pada paruh pertama tahun ini, naik 5,8% secara YoY. Biaya tenaga kerja menyumbang Rp 7,19 triliun atau 47,7% dari total opex. Elemen ini naik 3,1% dari Rp 6,9 triliun pada semester I 2021.

Baca Juga: BNI Sudah Salurkan Kredit Berkelanjutan Sebesar Rp 176,6 Triliun pada Semester I

PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BRI) sebagai bank dengan jaringan terbesar di Tanah Air membukukan opex Rp 38,2 triliun, naik 7,9% dari semester I tahun lalu. Biaya karyawan sendiri mencapai Rp 14,4 triliun atau naik 4,2% YoY. Komponen ini menyumbang 37,6% terhadap opex.

Sisanya biaya umum dan administrasi sebesar Rp 8,29 triliun atau naik 5,1% YoY, biaya promosi sebesar Rp 926 miliar atau naik 19% YoY, dan biaya lain-lain naik 17,8% menjadi Rp 2,72 triliun. 

Adapun rasio biaya terhadap pendapatan atau cost to income ratio (CIR) BRI secara konsolidasi turun dari 44,3% pada Juni 2021 menjadi 40,7% pada Juni 2022.

PT Bank Negara Indonesia Tbk (BNI) mencatatkan biaya overhead sebesar Rp 12,5 triliun atau naik 7,5% YoY. Biaya karyawan mencapai Rp 5,8 triliun atau meningkat 8,4% dari semester I tahun lalu.

Adapun CIR BNI tercatat turun tipis dari level 40,7% menjadi 40,4%. Ini menunjukkan ada peningkatan efisiensi walaupun biaya operasionalnya naik. 

Bank CIMB Niaga mencatatkan biaya overhead naik 3,8% menjadi Rp 5,4 triliun. Biaya karyawan menyumbang Rp 2,25 triliun atau naik 4,6% dari biaya SDM paruh pertama 2021. 

Lani Darmawan Presiden Direktur CIMB Niaga mengatakan, pihaknya masih bisa mengelola biaya overhead dengan baik sehingga tingkat efisiensi bank masih terjaga. CIR CIMB Niaga per Juni 2022 ada di level 43,4%, turun dari 45,3% pada periode yang sama tahun sebelumnya. 

"CIMB mengukur efisiensi lewat CIR dan itu kami bisa turunkan dari tahun ke tahun," kata Lani pada KONTAN, Kamis (1/9).

Baca Juga: Bank Mandiri Kejar Kontribusi 23% dari Pembiayaan Hijau Nasional, Ini Strateginya

Sementara Aestika Oryza Gunarto Sekretaris Perusahaan BRI mengatakan, salah satu komponen biaya overhead yang menjadi tantangan BRI adalah dari sisi karyawan 

Sebagai BUMN yang mengusung economic value dan social value, BRI berkomitmen memperluas akses keuangan kepada masyarakat di seluruh pelosok Indonesia. Hal ini tentu membutuhkan biaya operasional yang tinggi karena butuh SDM yang banyak dan jaringan luas. 

"Untuk mengefisienkan biaya operasional itu, digitalisasi bisnis proses kami lakukan. Hal ini akan meningkatkan produktivitas dan efisiensi serta mempercepat akses perbankan kepada masyarakat," jelas Aestika. 

Ia bilang, digitalisasi terbukti memberikan dampak positif terhadap efisiensi perseroan, dimana tercatat BOPO BRI (bank only) di akhir Juni 2022 sebesar 64%, turun dibandingkan dengan periode sama tahun 2021 yakni sebesar 78,3%.

Hingga akhir tahun ini, BRI memperkirakan biaya overhead akan naik sekitar 6%-8%.

Adapun Bank BJB mencatatkan biaya overhead naik 9,2%YoY menjadi Rp 3,2 triliun. Komponen biaya karyawan bank ini naik dari Rp 1,2 triliun menjadi Rp 1,4 triliun.  Yuddy Renaldi Direktur Utama BJB mengatakan, biaya tenaga kerja merupakan komponen tertinggi dari biaya overhead.

Baca Juga: OJK Susun Aturan Agar Hak Kekayaan Intelektual Menjadi Jaminan Kredit di Perbankan

"Oleh karena itu, kami terus memperbaiki itu dari waktu ke waktu untuk membuat pegawai tetap enggage dan terus meningkatkan produktifitas," ujarnya. 

Sementara jika dibandingkan dengan bank digital, biaya karyawan di bank-bank tradisional ini masih cukup rendah. Maklum, sebagai bank baru atau bank yang baru mengubah operasionalnya secara digital, bank digital perlu melakukan banyak rekrutmen karyawan.

PT Bank Seabank Indonesia misalnya mencatatkan biaya karyawan 99% pada semester I 2022 menjadi Rp 121,8 miliar. Lalu PT Bank Jago Tbk mencatat kenaikan 61,7% dari Rp 81 miliar menjadi Rp 131 miliar, PT Bank Neo Commerce Tbk naik dari Rp 66,9 miliar jadi Rp 124 miliar dan PT Bank BCA Digital naik dari Rp 22,9 miliar jadi Rp 47,9 miliar.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Tendi Mahadi