Biaya Perakitan Alat Berat Naik di 2014



JAKARTA. Rencana kenaikan tarif listrik tahun 2014 bakal berimbas ke industri alat berat. Pasalnya, kenaikan tarif listrik bakal mendongkrak biaya perakitan alat berat. Untuk menyiasatinya, pelaku bisnis alat berat akan menyesuaikan harga jual produk.

Ketua Himpunan Alat Berat Indonesia (Hinabi) Pratjojo Dewo mengatakan, kenaikan tarif listrik bisa mendongkrak biaya perakitan alat berat domestik hingga 5%. "Industri juga harus menanggung efek domino mulai dari hulu ke hilir," katanya Kamis (19/12).

Antara lain kenaikan harga bahan bakar minyak, kenaikan upah serta kenaikan tarif listrik. Beban menjadi lebih berat karena pemerintah berencana menaikkan tarif listrik pelanggan golongan I3 dengan kenaikan 38,9%. Sedang pelanggan golongan I4 besaran kenaikannya mencapai 64,7%.


Beban semakin menggunung karena alat berat menggunakan bahan baku baja yang harganya tergantung internasional. Beberapa komponen alat berat masih harus diimpor. Pelemahan nilai tukar rupiah berimbas pada beban produksi industri ini.

Maka itu, kenaikan harga tak terelakkan. Apalagi, tingkat kandungan dalam negeri dalam industri alat berat nasional baru sekitar 55%. Itulah sebabnya, sebagian komponen alat berat masih impor.

Tingginya kebutuhan komponen impor ini juga disebabkan sulitnya mencari pemasok komponen dengan kemampuan teknis yang dibutuhkan. Menurut Pratjojo, ada tiga sektor industri pendukung yang belum mampu menunjang industri alat berat, yakni industri pengecoran logam dan baja, industri permesinan dan industri heat treatment.

Meski kenaikan harga jual menjadi salah satu strategi, Pratjojo bilang industri alat berat tak bisa serta merta langsung mengeksekusi. "Kami juga harus melihat kemampuan konsumen untuk menyerap produk di tengah kondisi ekonomi yang belum terlalu baik," katanya.

Pasalnya, saat ini harga komoditas tambang masih loyo sehingga permintaan alat berat di tahun depan diperkirakan belum akan membaik dengan signifikan. Hinabi memperkirakan tahun 2014 produksi alat berat hanya akan mencapai 6.500 unit, sama seperti tahun ini.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Herlina Kartika Dewi