JAKARTA. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat nilai tukar petani (NTP) cenderung menurun sejak awal tahun ini. Hal ini berbanding terbalik dengan berbagai upaya yang telah dilakukan pemerintah, seperti pengadaan pupuk bersubsidi, bantuan alat berat pertanian, dan benih. Idealnya, upaya tersebut mampu mengurangi ongkos produksi petani dan mendongkrak NTP.Masroni, petani padi asal Indramayu sekaligus Ketua Asosiasi Bank Benih dan Teknologi Tani (AB2TI) Jawa Barat menyatakan, bantuan pemerintah selama ini kurang tepat sasaran. "Biaya pupuk tidak seberapa besar, tidak sampai 5% dari ongkos produksi. Untuk benih, petani malah sudah bisa membuat sendiri," ungkapnya.Ia mengeluhkan ongkos produksi tertinggi terdapat pada pembelian pestisida. Apalagi di musim penghujan yang kerap mengundang serangan hama. Di sisi lain, harga pestisida tidak dikontrol oleh pemerintah.
Biaya produksi terbesar petani untuk pestisida
JAKARTA. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat nilai tukar petani (NTP) cenderung menurun sejak awal tahun ini. Hal ini berbanding terbalik dengan berbagai upaya yang telah dilakukan pemerintah, seperti pengadaan pupuk bersubsidi, bantuan alat berat pertanian, dan benih. Idealnya, upaya tersebut mampu mengurangi ongkos produksi petani dan mendongkrak NTP.Masroni, petani padi asal Indramayu sekaligus Ketua Asosiasi Bank Benih dan Teknologi Tani (AB2TI) Jawa Barat menyatakan, bantuan pemerintah selama ini kurang tepat sasaran. "Biaya pupuk tidak seberapa besar, tidak sampai 5% dari ongkos produksi. Untuk benih, petani malah sudah bisa membuat sendiri," ungkapnya.Ia mengeluhkan ongkos produksi tertinggi terdapat pada pembelian pestisida. Apalagi di musim penghujan yang kerap mengundang serangan hama. Di sisi lain, harga pestisida tidak dikontrol oleh pemerintah.