Biaya sewa rusun beratkan warga Kampung Pulo



JAKARTA. Warga Kampung Pulo, Jakarta Timur, merasa, biaya sewa unit di Rumah Susun Jatinegara Barat sebesar Rp 300.000 memberatkan mereka. Pasalnya, umumnya, warga menggantungkan hidup pada profesi sebagai pedagang kaki lima di Pasar Jatinegara. 

Salah satunya adalah Imas (24), warga RT 09 RW 02, Kampung Pulo. Imas mengatakan, biaya sewa Rp 300.000 itu pun belum ditambah dengan biaya lain, seperti biaya listrik dan air. 

"Jadi, ada uang listrik sama air," kata Imas, Jumat (21/8). 


Dibanding tinggal di rusun, Imas lebih memilih menempati rumah warisan orangtua di pinggir Sungai Ciliwung. Meski kerap berhadapan dengan banjir, rumah tersebut baginya lebih nyaman dibanding di rusun. 

"Sebenarnya lebih enak di sini. Sejelek-jeleknya juga rumah sendiri, enggak harus bayar. Banjir enggak jadi masalah soalnya suami sudah dari kecil tinggal di sini," ujar Imas. 

Sementara itu, Rohmah (51), warga RT 09 RW 02 lainnya, juga mengutarakan hal senada. Wanita yang berprofesi sebagai pedagang daging keliling di Kampung Pulo itu keberatan dengan biaya sewa rusun. 

"Dibilang berat ya berat, memang kita mau apa? Pasrah saja. Mau ngomong apa juga enggak bisa," ujar Rohmah. 

Ketua RW 02 Kampung Pulo, Kamaludin, juga pernah menyampaikan bahwa warga Kampung Pulo sebagian besar adalah pedagang atau wirausaha. Ada yang mendirikan tempat dagang kaki lima dan berjualan di depan rumah, dan ada yang bekerja sebagai pedagang di Pasar Jatinegara. Relokasi pemerintah ke rusun, menurut dia, menghancurkan mata pencaharian warga. 

Sementara itu, menurut pantauan Kompas.com, warga Kampung Pulo yang bermukim sekitar 15 meter dari bibir Sungai Ciliwung sudah mulai mengosongkan tempat tinggal mereka. (Robertus Belarminus)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Sanny Cicilia