JAKARTA. Pasar modal dan kondisi ekonomi makro yang sedang meriang membuat perusahaan pembiayaan mengerem pendanaan dari penerbitan obligasi. Terbukti, dalam enam bulan terakhir, tren pinjaman dari obligasi terus bergerak turun. Pada akhir Desember 2013, outstanding pendanaan multifinance dari obligasi sebesar Rp 53,2 triliun. Sejak April 2014, jumlahnya mulai turun menjadi Rp 51,18 triliun. Kondisi ini terus berlanjut hingga Juli 2014. Di periode itu, total pinjaman obligasi multifinance hanya Rp 50,1 triliun. Pada Juli tahun lalu, pendanaan obligasi multifinace bisa mencapai Rp 50,6 triliun. Beragam alasan mendorong turunnya pendanaan obligasi perusahaan pembiayaan. Salah satunya adalah kenaikan bunga obligasi lantaran investor menginginkan kupon bunga yang lebih tinggi sebagai dampak dari laju inflasi yang tinggi di tahun ini.
Biaya tinggi, multifinance tahan penerbitan utang
JAKARTA. Pasar modal dan kondisi ekonomi makro yang sedang meriang membuat perusahaan pembiayaan mengerem pendanaan dari penerbitan obligasi. Terbukti, dalam enam bulan terakhir, tren pinjaman dari obligasi terus bergerak turun. Pada akhir Desember 2013, outstanding pendanaan multifinance dari obligasi sebesar Rp 53,2 triliun. Sejak April 2014, jumlahnya mulai turun menjadi Rp 51,18 triliun. Kondisi ini terus berlanjut hingga Juli 2014. Di periode itu, total pinjaman obligasi multifinance hanya Rp 50,1 triliun. Pada Juli tahun lalu, pendanaan obligasi multifinace bisa mencapai Rp 50,6 triliun. Beragam alasan mendorong turunnya pendanaan obligasi perusahaan pembiayaan. Salah satunya adalah kenaikan bunga obligasi lantaran investor menginginkan kupon bunga yang lebih tinggi sebagai dampak dari laju inflasi yang tinggi di tahun ini.