JAKARTA. Menteri Keuangan Agus Martowardojo mengatakan, pihaknya masih akan bergantung pada penerbitan surat utang untuk membiayai defisit anggaran pada APBN 2012. Pasalnya, di 2012, pemerintah menetapkan defisit anggaran pada 1,4% hingga 1,6%."Surat utang masih akan menjadi salah satu sumber pembiayaan terbesar untuk pembiayaan defisit APBN. Adapun komposisinya, apakah iSUN, sukuk atau yang lainnya kita akan bicarakan," ujarnya, saat ditemui di Kantor Kementerian Keuangan, hari ini (20/5).Dalam penerbitannya nanti, Agus mengatakan, Kementrian Keuangan akan selalu mempertimbangkan fluktuasi tingkat bunga, valas, likuiditas, dan outlook jangka menengah. "Karena kita keluarkan bond 10 tahun, jadi harus meyakinkan waktu, kondisi, exchange rate, tingkat bunga, dan likuditasnya dengan baik," terangnya.Namun, lanjutnya, meski surat utang menjadi sumber pembiayaan defisit yang utama, namun juga akan ada alternatif pembiayaan yang berasal dari pinjaman luar negeri. Agus menilai, terkait kepemilikan asing dalam surat utang yang mencapai 30% dipandangnya cukup tinggi. Namun, dia mengatakan belum berniat memberikan batasan jumlah paling aman dari kepemilikan asing tersebut. "Sebetulnya angka 30% sudah cukup tinggi dan kita masih akan mempelajari, tapi kita tahu fundamental ekonomi Indonesia baik dan rasio debt to GDP cukup rendah. Kita tidak beri indikatif keluar, tapi kita menjaga supaya faktor pengelolaan dengan hati-hati itu selalu terjaga," tegasnya. Dia juga tidak khawatir bila nanti terjadi sudden reversal atau pembalikan modal terkait dengan tingginya kepemilikan asing. Namun demikian, pemerintah mengaku tetap mempersiapkan diri terhadap adanya sudden reversal tersebut. "Kita sudah antisipasi nanti kebijakan quantitative easing dari negara besar akan berkurang di 2012. Oleh karena itu kita antisipasi capital flow akan ada koreksi. Untuk itu, secara umum kita mempersiapkan diri," tegasnya.
Biayai defisit APBN 2012, pemerintah masih bergantung pada surat utang
JAKARTA. Menteri Keuangan Agus Martowardojo mengatakan, pihaknya masih akan bergantung pada penerbitan surat utang untuk membiayai defisit anggaran pada APBN 2012. Pasalnya, di 2012, pemerintah menetapkan defisit anggaran pada 1,4% hingga 1,6%."Surat utang masih akan menjadi salah satu sumber pembiayaan terbesar untuk pembiayaan defisit APBN. Adapun komposisinya, apakah iSUN, sukuk atau yang lainnya kita akan bicarakan," ujarnya, saat ditemui di Kantor Kementerian Keuangan, hari ini (20/5).Dalam penerbitannya nanti, Agus mengatakan, Kementrian Keuangan akan selalu mempertimbangkan fluktuasi tingkat bunga, valas, likuiditas, dan outlook jangka menengah. "Karena kita keluarkan bond 10 tahun, jadi harus meyakinkan waktu, kondisi, exchange rate, tingkat bunga, dan likuditasnya dengan baik," terangnya.Namun, lanjutnya, meski surat utang menjadi sumber pembiayaan defisit yang utama, namun juga akan ada alternatif pembiayaan yang berasal dari pinjaman luar negeri. Agus menilai, terkait kepemilikan asing dalam surat utang yang mencapai 30% dipandangnya cukup tinggi. Namun, dia mengatakan belum berniat memberikan batasan jumlah paling aman dari kepemilikan asing tersebut. "Sebetulnya angka 30% sudah cukup tinggi dan kita masih akan mempelajari, tapi kita tahu fundamental ekonomi Indonesia baik dan rasio debt to GDP cukup rendah. Kita tidak beri indikatif keluar, tapi kita menjaga supaya faktor pengelolaan dengan hati-hati itu selalu terjaga," tegasnya. Dia juga tidak khawatir bila nanti terjadi sudden reversal atau pembalikan modal terkait dengan tingginya kepemilikan asing. Namun demikian, pemerintah mengaku tetap mempersiapkan diri terhadap adanya sudden reversal tersebut. "Kita sudah antisipasi nanti kebijakan quantitative easing dari negara besar akan berkurang di 2012. Oleh karena itu kita antisipasi capital flow akan ada koreksi. Untuk itu, secara umum kita mempersiapkan diri," tegasnya.