Biden Beri Peringatan ke Presiden Ukraina: Rusia Bisa Invasi Ukraina pada Februari



KONTAN.CO.ID - WASHINGTON. Gedung Putih mengatakan, Presiden AS Joe Biden telah memperingatkan Presiden Ukraina soal ada “kemungkinan yang berbeda” bahwa Rusia bisa mengambil tindakan militer terhadap Ukraina pada Februari.

Menurut Gedung Putih, peringatan itu Biden sampaikan kepada Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy melalui sambungan telepon.

"Presiden Biden mengatakan, ada kemungkinan yang berbeda bahwa Rusia bisa menginvasi Ukraina pada Februari," kata juru bicara Dewan Keamanan Nasional Gedung Putih Emily Horne, Kamis (27/1), seperti dilansir Al Jazeera.


"Dia (Biden) telah mengatakan ini secara terbuka, dan kami telah memperingatkan tentang ini selama berbulan-bulan," ungkapnya.

Wakil Menteri Luar Negeri AS Wendy Sherman juga menyebutkan, Presiden Rusia Vladimir Putin tetap siap untuk menggunakan kekuatan militer atas Ukraina pada pertengahan Februari nanti. 

"Saya tidak tahu, apakah dia (Putin) telah membuat keputusan akhir, tetapi kita tentu melihat setiap indikasi bahwa dia akan menggunakan kekuatan militer suatu saat, mungkin (antara) sekarang dan pertengahan Februari," sebut dia, Rabu (26/1), seperti dikutip Channel News Asia.

Baca Juga: Tegur Rusia, Erdogan: Kami Siap Bertindak Apapun Jika Ukraina Diserang

Hanya, Sherman mengatakan, rencana Putin mungkin terganjal Olimpiade Musim Dingin Beijing. "Kita semua sadar, Olimpiade Beijing dimulai pada 4 Februari, upacara pembukaan, dan Presiden Putin akan berada di sana," ujarnya.

"Saya pikir, mungkin Presiden Xi Jinping tidak akan senang jika Putin memilih saat itu untuk menyerang Ukraina, sehingga (Olimpiade Beijing) bisa memengaruhi waktu dan pemikirannya," kata Sherman.

Dan, Sherman menegaskan, Amerika Serikat "mendorong diplomasi" tetapi juga "mempersiapkan yang terburuk". Sebab, "bahkan hanya satu pasukan Rusia yang menginvasi Ukraina adalah masalah yang sangat serius".

Karena itu, dia mengungkapkan, AS sedang "mempersiapkan untuk semua jenis skenario," dari "invasi penuh" hingga "serangan hibrida atau subversi atawa sabotase atau paksaan".

China minta semua pihak menahan diri

Sementara China mengatakan kepada AS, Beijing ingin melihat semua pihak yang terlibat di Ukraina tetap tenang dan menghindari peningkatan ketegangan.

Baca Juga: Asal Muasal Mengapa Rusia dan Ukraina Perang dan Apa yang Diincar Putin?

Editor: S.S. Kurniawan