KONTAN.CO.ID - Presiden Amerika Serikat Joe Biden dan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu melakukan pembicaraan telepon penting Rabu kemarin untuk membahas rencana Israel terhadap Iran menyusul serangan rudal yang dilancarkan pada 1 Oktober lalu. Meskipun demikian, hubungan antara kedua pemimpin ini tetap bergejolak, terutama terkait dengan penanganan Israel terhadap konflik di Gaza dan Lebanon. Pembicaraan telepon itu, yang berlangsung selama 30 menit, diklaim "langsung dan sangat produktif" oleh juru bicara Gedung Putih, Karine Jean-Pierre.
Baca Juga: Tangsi Militer Israel Rusak Terkena Rudal Iran, Termasuk Satu Unit Pesawat C-130 Meskipun mengakui adanya perbedaan pandangan antara Biden dan Netanyahu, Jean-Pierre menekankan bahwa kedua pemimpin terbuka dalam menyampaikannya. Netanyahu, melalui kantornya, mengonfirmasi pembicaraan tersebut tanpa memberikan detail tambahan. Duduknya isu ini di antara kedua pemimpin ini menunjukkan keprihatinan Amerika Serikat terhadap potensi serangan Israel yang dapat memicu eskalasi konflik di wilayah tersebut.
Baca Juga: Presiden Joe Biden: AS Membahas Kemungkinan Israel Menyerang Fasilitas Minyak Iran Israel telah menyatakan bahwa Iran akan bertanggung jawab atas serangan rudal yang menyebabkan kerusakan terbatas. Menteri Pertahanan Israel Yoav Gallant bahkan menegaskan bahwa serangan balasan Israel akan "berbahaya, tepat, dan mengejutkan". Beberapa analis memperkirakan bahwa Israel kemungkinan besar akan menyerang instalasi militer Iran, terutama yang terkait produksi rudal balistik.
Baca Juga: Klaim Amerika: Kapal Perang AS Bantu Mencegat Rudal Iran yang Menyerang Israel Namun, Biden telah memperingatkan Israel untuk tidak menyerang ladang minyak Iran atau situs nuklir mereka, mengkhawatirkan potensi konsekuensi yang lebih luas.
Di tengah kekhawatiran global, konflik di Lebanon semakin memanas. Hisbullah telah melancarkan serangan roket ke pasukan Israel di sepanjang perbatasan, sementara Israel membalas dengan serangan udara. Seorang narasumber Hisbullah mengatakan bahwa mereka berhasil mendorong kembali pasukan Israel di beberapa lokasi, sementara Israel mengklaim telah menyerang target Hezbollah di berbagai wilayah.
Baca Juga: Rudal Israel Hantam Lokasi di Iran, Ledakan Terdengar di Isfahan Meskipun situasi semakin tegang, proposal gencatan senjata selama 21 hari oleh Amerika Serikat dan Prancis masih "relevan" dan dapat menjadi jalan keluar, menurut Koordinator Khusus PBB untuk Lebanon, Jeanine Hennis-Plasschaert.
Editor: Hasbi Maulana