KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Presiden terpilih Amerika Serikat (AS) Joe Biden akan dilantik dan mulai menjalankan pemerintahannya pada Rabu (20/1). Salah satu hal yang menjadi fokus Biden adalah mengenai penggunaan energi terbarukan alias clean energy. Dalam empat tahun ke depan, Biden berencana mengalokasikan US$ 2 triliun untuk meningkatkan penggunaan clean energy secara signifikan pada sektor transportasi, listrik, dan bangunan. Dia juga menekankan pentingnya mengurangi emisi bahan bakar fosil secara signifikan. Lebih jauh, Biden pun menargetkan sejumlah hal, seperti sektor listrik bebas emisi pada tahun 2035, meningkatkan empat juta bangunan selama empat tahun untuk memenuhi standard tertinggi efisiensi energi, dan mengganti kendaraan pemerintah dengan kendaraan listrik. Ia pun menargetkan AS dapat mencapai nol emisi sebelum tahun 2050.
Biden dilantik jadi presiden AS, berikut saham-saham yang terkena efek positif
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Presiden terpilih Amerika Serikat (AS) Joe Biden akan dilantik dan mulai menjalankan pemerintahannya pada Rabu (20/1). Salah satu hal yang menjadi fokus Biden adalah mengenai penggunaan energi terbarukan alias clean energy. Dalam empat tahun ke depan, Biden berencana mengalokasikan US$ 2 triliun untuk meningkatkan penggunaan clean energy secara signifikan pada sektor transportasi, listrik, dan bangunan. Dia juga menekankan pentingnya mengurangi emisi bahan bakar fosil secara signifikan. Lebih jauh, Biden pun menargetkan sejumlah hal, seperti sektor listrik bebas emisi pada tahun 2035, meningkatkan empat juta bangunan selama empat tahun untuk memenuhi standard tertinggi efisiensi energi, dan mengganti kendaraan pemerintah dengan kendaraan listrik. Ia pun menargetkan AS dapat mencapai nol emisi sebelum tahun 2050.