Biden: Trump harus menyalahkan Rusia atas serangan dunia maya di AS



KONTAN.CO.ID - WILMINGTON. Presiden AS terpilih Joe Biden mengatakan pada hari Selasa bahwa dia tidak melihat bukti bahwa serangan dunia maya besar-besaran terhadap Amerika Serikat sudah bisa dikendalikan. 

Melansir Reuters, Biden, yang merupakan mantan wakil presiden Partai Demokrat, mengatakan Presiden Donald Trump perlu menyalahkan Rusia atas peretasan tersebut.

Trump telah melontarkan gagasan di Twitter bahwa China mungkin bertanggung jawab atas peretasan tersebut. Terungkap minggu lalu, para peretas meretas setidaknya setengah lusin lembaga pemerintah AS dan menyebabkan ribuan perusahaan Amerika terekspos.


"Ini adalah risiko besar dan terus berlanjut," kata Biden kepada wartawan di Wilmington, Delaware. "Saya tidak melihat bukti bahwa itu terkendali. Saya tidak melihat apapun. Tidak pernah dengar. Departemen bahkan tidak akan memberi tahu kami banyak hal. Jadi saya tidak tahu apa pun yang menunjukkan bahwa itu terkendali."

Baca Juga: Pemerintahan AS terancam shutdown, apa yang bakal terjadi?

Mengutip Reuters, Biden menyalahkan Trump karena melucuti pertahanan AS terhadap serangan dunia maya, dengan mengatakan: "Serangan ini terjadi di bawah pengawasan Donald Trump, ketika dia tidak sedang melihatnya."

Menanggapi serangan dunia maya adalah salah satu dari sekian banyak masalah yang dihadapi Biden ketika dia mulai bekerja di Oval Office. Setelah mengalahkan Trump dalam pemilihan November, ia juga harus memerangi pandemi virus corona dan bekerja dengan Kongres untuk memerangi kerusakan ekonomi akibat penguncian Covid-19.

Baca Juga: Amerika janjikan bantuan Rp 28 triliun jika RI buka hubungan dengan Israel

Biden mengatakan pada hari Selasa bahwa pemerintahannya akan mengajukan paket bantuan Covid-19 lainnya tahun depan, termasuk putaran baru penggelontoran stimulus, setelah Kongres meloloskan paket bantuan senilai US$ 892 miliar pada minggu ini.

Biden mengatakan pemerintahannya akan mengambil langkah-langkah yang berarti untuk menanggapi pelanggaran dunia maya.

Selanjutnya: Pfizer akan memasok 100 juta dosis vaksin Covid-19 tambahan ke AS pada Juli 2021

Editor: Barratut Taqiyyah Rafie