Biden usulkan anggaran baru US$ 1,8 triliun untuk program keluarga Amerika



KONTAN.CO.ID - WASHINGTON. Presiden Joe Biden mengusulkan anggaran baru ke Kongres senilai US$ 1,8 triliun atau sekitar Rp 25.920,0 triliun untuk program yang dinamakan Rencana Keluarga Amerika. Usulan tersebut disampaikan dalam dalam sebuah acara yang dihadiri 200 anggota parlemen pada Rabu (28/4).

Program tersebut akan mencakup US$ 1 triliun untuk pendidikan dan perawatan anak selama 10 tahun dan US$ 800 miliar kredit pajak yang ditujukan untuk keluarga berpenghasilan menengah. Anggaran untuk pendidikan anak tersebut di antaranya US$ 200 miliar untuk menggratiskan prasekolah universal dan US$ 109 miliar untuk mengratiskan community college selama dua tahun.

Dengan usulan baru tersebut maka total anggaran yang diajukan Biden mencapai sekitar US$ 4 triliun karena sebelumnya telah diajukan anggaran untuk program Infrastruktur sekitar US$ 2 triliunan. 


Biden mengatakan usulan anggaran tersebut merupakan investasi sekali dalam satu generasi yang penting bagi masa depan Amerika. Program Rencana Keluarga Amerika menurutnya diperlukan untuk mengimbangi China yang dinilai sudah semakin bergerak cepat.

Baca Juga: Biden ke Putin: Meski AS tidak mencari eskalasi, tindakan Rusia memiliki konsekuensi

"China dan negara-negara lain mendekat dengan cepat. Presiden China Xi Jinping sangat serius menjadikan negaranya menjadi bangsa yang paling signifikan dan berpengaruh di dunia. Dia dan yang lainnya, para otokrat, berpikir bahwa demokrasi tidak dapat bersaing di abad ke-21 dengan otokrasi. Butuh waktu terlalu lama untuk mendapatkan konsensus," kata Biden dalam pidatonya dikutip Reuters, Kamis (29/4).

Pemerintahan Biden ingin mendorong pendanaan anggaran untuk program Rencana Keluarga itu dari pajak orang-orang kaya di AS.  Sebelumnya, Presiden dari Partai Demokrat ini juga getol mendorong kenaikan pajak korporasi untuk mendanai anggaran infrastruktul yang diusulkan.

Biden meminta Partai Republik untuk bekerjasama  mendukung program tersebut. Partai oposisi tersebut sejauh ini dengan tegas menentang pengesahan beragam undang-undang kontroversial yang diajukan Gedung Putih mulai dari pajak, reformasi polisi hingga pengendalian senjata dan imigrasi. 

Dalam kampanye presiden tahun 2020 lalu, Biden telah berjanji  untuk bekerhasam dengan Partai Republik. Namun, hubungan dengan partai oposisi tersebut tampaknya suram. Pasalnya, stimulus Pandemi US$ 1,9 triliun yang diajukan Biden disahkan tanpa suara dari Partai Republik beberapa waktu lalu. 

Gedung Putih berharap bahwa setidaknya beberapa Republikan akan tunduk pada keinginan rakyat. Jajak pendapat menunjukkan sebagian besar orang Amerika mendukung peningkatan investasi di sekolah, pendidikan, dan infrastruktur, dan mengenakan pajak lebih banyak kepada orang kaya.

"Malam ini, saya datang untuk berbicara tentang krisis dan peluang. Tentang membangun kembali bangsa kita - dan merevitalisasi demokrasi kita. Dan memenangkan masa depan Amerika," tambah Biden dalam Pidatonya.

Namun, Partai Republik mengatakan sebagian besar pengeluaran hanya untuk memuaskan basis liberal Biden dan bahwa rencana presiden mengarah pada sosialisme.

Rencana Keluarga Amerika dan infrastruktur serta rencana pekerjaan yang diperkenalkan Gedung Putih awal bulan ini dapat mewakili transformasi ekonomi pemerintah yang paling signifikan dalam beberapa dekade.

Baca Juga: Amerika Serikat izinkan penerima vaksin Covid-19 keluar rumah tanpa masker

Untuk membayar rencananya, Biden telah mengusulkan perombakan sistem pajak AS, termasuk menaikkan tarif pajak marjinal teratas untuk orang Amerika terkaya menjadi 39,6% dari 37% saat ini.

Biden telah mengusulkan hampir dua kali lipat pajak atas pendapatan investasi - yang dikenal sebagai capital gain - bagi orang Amerika yang berpenghasilan lebih dari US$ 1 juta. Rencana infrastruktur senilai US$ 2 triliun lebih ini didanai oleh kenaikan pajak perusahaan. Berita proposal pajak capital gain menyebabkan pasar saham turun sebentar pekan lalu.

Senator dari Partai Republik, Tim Scott, dalam bantahannya atas pidato Biden mengatakan bahwa proposal tersebut akan merugikan pertumbuhan ekonomi jangka panjang. "Masa depan terbaik kami tidak akan datang dari skema Washington atau impian sosialis," kata Scott, satu-satunya Senat Hitam dari Partai Republik.  "Itu akan datang dari Anda - rakyat Amerika," kata Scott.

Selanjutnya: Biden berjanji akan mempertahankan kehadiran militer AS di Indo-Pasifik

Editor: Herlina Kartika Dewi