Bidik Kenaikan Kinerja pada 2024, Begini Strategi Mandom Indonesia (TCID)



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Mandom Indonesia Tbk (TCID) mengincar realisasi kinerja yang lebih baik di tahun 2024 ini dibandingkan tahun 2023. 

Sekretaris Perusahaan Mandom Indonesia Alia Risyamaya Dewi menuturkan, sebagai perusahaan yang bergerak di salah satu bidang pembuatan dan perdagangan kosmetik, pihaknya akan memperkuat posisinya pada kategori produk yang sudah menjadi kekuatan perusahaan selama ini, seperti kategori hairstyling dan base makeup. 

“Kami juga akan meningkatkan ekspansi kami di kategori yang pasarnya tumbuh dengan baik seperti produk wewangian,” ungkap Alia, kepada Kontan.co.id, Senin (19/2). 


Baca Juga: Simak Strategi Bisnis Mandom Indonesia (TCID) di Tahun 2024

Untuk mewujudkan pertumbuhan bisnis yang diincar tersebut, TCID juga akan getol meluncurkan produk-produk baru di berbagai kategori. Namun, Alia belum bisa memerinci detailnya karena harus menunggu sampai produk-nya rilis. 

Selain fokus di pasar domestik, TCID pun tetap berupaya memaksimalkan posisinya di pasar ekspor. Pada tahun ini, TCID masih akan fokus pada negara-negara tujuan eksisting namun dengan rencana peningkatan penetrasi produk-produknya di pasar ekspor. 

Adapun, sampai dengan kuartal III-2023 TCID mengantongi pendapatan bersih Rp 1,48 triliun atau menurun dari periode yang sama di tahun 2022 sekitar Rp 1,55 triliun. Penjualan ini ditopang dari penjualan lokal sekitar Rp 922,7 miliar dan ekspor sebesar Rp 564,2 miliar di kuartal III-2023. 

Baca Juga: Persaingan Industri Kosmetik Kian Ketat, Mandom Indonesia (TCID) Mengaku Tertantang

Dari sisi belanja modal atau capital expenditure (Capex), Alia menyebutkan bahwa pada tahun ini TCID belum ada rencana investasi besar, sehingga dana capex 2024 hanya akan digunakan untuk maintenance capex saja. 

“Gak ada perubahan dengan tahun lalu & hanya untuk maintenance saja. Belum ada rencana investasi besar,” tandasnya. 

Perseroan mencatatkan rugi bersih sebesar Rp 7,5 miliar dari periode yang sama sebelumnya dengan laba bersih Rp 25,6 miliar. Hal itu terlihat dari tingginya beban pokok penjualan yang mencapai Rp 1,22 triliun serta beban usaha yang mencapai Rp 306,4 miliar. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Noverius Laoli