Bidik Kontrak Baru, Cek Rekomendasi Saham Emiten Jasa Penunjang & Pelayaran Migas



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Emiten jasa penunjang dan pelayaran minyak & gas (migas) getol membidik kontrak baru. Strategi ini dinilai perlu untuk menjaga utilisasi armada dan kinerja bisnis di tengah normalisasi harga minyak mentah dunia.

Chief Financial Officer & Corporate Secretary PT Logindo Samudramakmur Tbk (LEAD), Adrianus Iskandar menyampaikan hingga Mei 2023 LEAD mengantongi kontrak baru senilai US$ 11,1 juta. Hasil ini menjaga tingkat utilisasi armada LEAD di level 77% per bulan Mei, masih sejalan dengan target rata-rata tahun ini pada kisaran 78%.

Saat ini LEAD memiliki 41 unit armada yang beroperasi untuk mendukung aktivitas eksplorasi migas. "Saat ini walaupun harga minyak tidak setinggi tahun lalu, tetapi tetap cukup baik untuk industri migas. Kami optimis, aktivitas eksplorasi dan produksi meningkat dibandingkan tahun lalu," kata Adrianus kepada Kontan.co.id, Senin (17/7).


Investor Relations PT Wintermar Offshore Marine Tbk (WINS), Pek Swan Layanto, turut melihat outlook industri migas di sisa tahun ini dengan pandangan optimistis. Katalis penting datang dari investasi global yang signifikan di sektor migas, dipicu oleh permintaan yang terus meningkat dan semakin kuatnya fokus pada ketahanan energi.

Selain itu, keputusan OPEC+ untuk melakukan pemangkasan produksi minyak memberikan stabilitas dan menghasilkan harga minyak yang tetap berada di atas level US$ 60 per barel. Permintaan migas yang tinggi dan keterbatasan pasokan kapal offshore supply vessel (OSV) memberikan peluang bagi WINS untuk meningkatkan tarif sewa dan utilisasi kapal.

Baca Juga: IHSG Diramal Berlanjut Melemah, Selasa (18/7), Saham-Saham Ini Bisa Dicermati

Adapun nilai kontrak yang sedang ditangani (contracts on hand) WINS per Juni 2023 mencapai US$ 79 juta. Kontrak on hand WINS terus bergerak naik dibandingkan posisi per Desember 2022 senilai US$ 70 juta dan US$ 74 juta per Mei 2023. "Kami yakin  industri migas pada semester kedua tahun ini akan mendukung rencana bisnis WINS," ungkap Pek Swan.

Prospek & Rekomendasi Saham

Research Analyst Infovesta Kapital Advisori, Arjun Ajwani melihat sejumlah faktor yang bisa memicu harga minyak mentah dunia. Di antaranya dari anomali cuaca akibat El Nino yang bisa membuat disrupsi di negara-negara pengguna hydro-electric power sebagai salah satu sumber energi utama.

Akibatnya, perlu kembali beralih ke bahan bakar minyak untuk memenuhi kebutuhan energi. Selain itu, ada "summer effect" terutama di Amerika Serikat (AS) yang dapat memacu permintaan minyak karena mobilitas yang meningkat.

Di sisi lain, Arab Saudi mengumumkan rencana pemangkasan minyak tambahan pada awal bulan ini, yang menyulut West Texas Intermediate (WTI) mengalami uptrend. Ditambah dengan efek pelemahan dolar AS yang bisa turut mengungkit harga minyak.

"Ada beberapa faktor yang bisa mendorong harga minyak, dan ini akan memberi dampak positif terhadap emiten kontraktor minyak. Karena harga sahamnya secara umum tergantung harga komoditas," sebut Arjun.

 
ELSA Chart by TradingView

Meski begitu, ada risiko yang perlu dicermati, terutama dari pemulihan ekonomi China yang belum merata dan di bawah ekspektasi pasar. Di samping itu, peluang resesi global masih terbuka, yang dapat memberikan tekanan bagi harga komoditas energi.

Head of Research InvestasiKu, Cheril Tanuwijaya, memproyeksikan rata-rata harga minyak tahun ini ada di level US$ 75 - US$ 80 per barel, di bawah rata-rata harga brent tahun lalu sebesar US$ 100,93 per barel. Meski begitu, stabilitas harga masih relatif terjaga dibandingkan kondisi beberapa tahun lalu.

"Meski permintaan lebih slow, tapi harga tidak drop seperti beberapa tahun lalu karena kali ini negara-negara produsen  seperti Arab Saudi & Rusia proaktif memangkas kapasitas produksi untuk menjaga kestabilan supply-demand," terang Cheril.

Analis Henan Putihrai Sekuritas, Ezaridho Ibnutama memproyeksikan rata-rata harga minyak mentah dunia tahun ini sekitar US$ 77 - US$ 80 per barel. Meski tak setinggi tahun lalu, namun kebutuhan terhadap fasilitas dan infrastruktur sektor migas masih cukup tinggi.

Kondisi ini menjadi katalis penting yang menopang prospek kinerja emiten jasa penunjang dan pelayaran migas. Hanya saja, sebagai pilihan investasi dan trading, Ezaridho mengingatkan agar tetap selektif memilih saham. Termasuk dengan mencermati likuiditasnya.

Baca Juga: IHSG Terkoreksi 0,04% ke 6.867 Pada Senin (17/7), ACES, GOTO, ESSA Top Gainers LQ45

Ezaridho masih menjagokan PT Elnusa Tbk (ELSA) dengan target harga terdekat di Rp 392 - Rp 396. Cheril turut merekomendasikan ELSA dengan target harga Rp 400 dan stoploss jika ambles ke level Rp 360.

Sementara itu, Equity Analyst Kanaka Hita Solvera William Wibowo memperhatikan saham PT Buana Lintas Lautan Tbk (BULL) yang hari ini (17/7) melonjak 15,79%. Saran William, buy on weakness saham BULL dengan mencermati support di Rp 89 dan resistance pada Rp 140.

Selain itu, William menyematkan rekomendasi buy untuk saham ELSA dan WINS. Support - resistance ELSA ada di level Rp 364 - Rp 400. Sedangkan support WINS ada di Rp 330 dan resistance pada level Rp 444 per lembar saham.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Anna Suci Perwitasari