Bidik laba Rp 250 miliar tahun depan, begini langkah MRT Jakarta



KONTAN.CO.ID -JAKARTA. PT MRT Jakarta optimistis akhir tahun ini akan mencetak laba Rp 60-70 miliar dengan pendapatan Rp 1 triliun lebih. Perusahaan yang baru beroperasi di April tahun ini bahkan lebih pede lagi menyambut tahun depan. William Sabandar, Presiden Direktur MRT Jakarta menyebut dalam 9 bulan operasi di tahun pertama saja pihaknya berhasil membukukan kinerja impresif. Tahun depan dirinya mencanangkan pertumbuhan laba lebih dari tiga kali lipat menjadi Rp 200-250 miliar.

Baca Juga: Genjot pendapatan non tiket, MRT Jakarta bakal jual 7 naming right "Dari 24 Maret-26 November saja sudah angkut 19,99 juta penumpang. MRT Jakarta akan beroperasi dengan kelas internasional dan bisa dibandingkan dengan metro-metro lain di dunia," ujarnya di Jakarta, Rabu (27/11) Tahun ini rerata penumpang harian MRT Jakarta mencapai 91.000 penumpang sedangkan untuk tahun depan ditargetkan meningkat menjadi 100.000 penumpang per hari. Selain genjot pendapatan tiket, pendapatan non tiket juga digenjot. Pendapatan non tiket menurutnya akan meningkat karena ada recurring income dari pendapatan iklan, hak penamaan stasiun, telekomunikasi dan ritel. Masih ada potensi menggenjot pendapatan dari penyediaan spot iklan di lingkungan stasiun dan juga penjualan hak penamaan serta penambahan tenant. Namun menurutnya target tersebut dibuat sesuai dengan asumsi subisidi tiket dari pemerintah yang diberikan kepada penumpang. Asal tahu aja, saat ini willingness to pay penumpang MRT hanya Rp 10.000, sedangkan harga tiket keekonomian mencapai Rp 30.000, sehingga ada subsisid pemerintah sebesar Rp 20.000 per penumpang.

Baca Juga: MRT Jakarta berencana IPO tahun 2022 "Tahun depan kami akan beroperasi dari Januari, tentu pendapatan tiket akan naik sedikit dan karena bulan operasi lebih panjang maka subsidi kira-kira Rp 900 miliar ini asumsinya kalau subsidi tidak berubah," lanjutnya. Tahun ini dari total pendapatan MRT Jakarta sebesar Rp 1 triliun, sebanyak Rp 560 miliar merupakan subsidi dari penjualan tiket, sedangkan penjualan tiket hanya Rp 180 miliar dan penjualan non tiket berkontribusi Rp 225 miliar. Tahun depan, secara hitungan kasar pihaknya berharap bisa mendekap pendapatan diatas Rp 1,4 triliun dan berharap bisa menjaga efektifitas biaya operasi. Tahun ini untuk operasional saja pihaknya diprediksikan akan menggelontorkan dana Rp 940 miliar sampai akhir tahun.


Baca Juga: LRT Jakarta berbayar mulai Desember, Bank DKI siap dukung sistem pembayarannya

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Azis Husaini