Bidik pasar Asia, Lion Air bikin maskapai baru



KUALA LUMPUR. Tak puas hanya menguasai pasar penerbangan domestik, PT Lion Mentari Airlines kini mengincar pasar di mancanegara dengan membuka jalur penerbangan ke sejumlah negara di kawasan Asia Pasifik. Demi memuluskan rencana itu, Lion Air menggandeng perusahaan Malaysia, National Aerospace & Defence Industries (NADI Sdn. Bhd) untuk membentuk usaha patungan bernama Malindo Airlines. Di usaha patungan itu, Lion Air memegang 49% saham, sedangkan NADI mengempit 51% saham. Presiden Direktur Lion Mentari Airlines, Rusdi Kirana menuturkan, kerjasama kedua perusahaan itu meliputi pendirian maskapai, perawatan pesawat, logistik, dan pusat pelatihan penerbangan.Rusdi berharap, kerjasama tersebut bisa meningkatkan posisi tawar Lion Air di kawasan Asia. Selain mempermudah akses penerbangan ke Malaysia, diharapkan bisa membuka jejaring penerbangan lebih luas ke China, Thailand, India, dan beberapa negara yang lain. "Jadi, nanti, penerbangan yang menggunakan Lion Air bisa langsung ke negara lain menggunakan armada Malindo," papar Rusdi di Kuala Lumpur, Selasa (11/9). Malindo akan terbang perdana pada 1 Mei 2013. Selain terbang di dalam wilayah Malaysia, Malindo juga akan terbang dari Kuala Lumpur dan Johor menuju ke Hanoi, Bangkok, Manila, Shenzhen, dan Kantong. Direktur Operasional Lion Air, Edward Sirait menambahkan, pada bulan pertama beroperasi, Malindo akan menggunakan dua pesawat Dreamliner Boeing 787. Dan hingga akhir 2013, Malindo menargetkan mengoperasikan 12 pesawat. "Selanjutnya kami akan melihat bagaimana tanggapan pasar untuk penambahan pesawat," ujarnya.

Kehadiran Malindo diperkirakan akan bersaing dengan maskapai asal Malaysia, AirAsia. Maklum, Malindo disebut-sebut akan masuk ke penerbangan berbiaya murah.Edward mengaku, pihaknya belum menghitung total investasi untuk mendirikan usaha patungan itu. Tapi, berdasarkan perhitungan kasar, untuk membeli satu pesawat menghabiskan US$ 90 juta. Artinya, pada tahun pertama mereka butuh US$ 1,08 miliar. Kebutuhan lain untuk membangun sekolah penerbangan sekitar US$ 10 juta-US$ 15 juta. Lion Air dan NADI memproyeksikan, hingga 2030, jumlah penumpang pesawat di Asia Pasifik mencapai 2,2 miliar orang.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Editor: Dupla Kartini