Bidik pasar premium, Olympus rilis mirrorless baru



JAKARTA. Pangsa pasar kamera mirrorless nampaknya masih menjanjikan, meskipun gempuran smartphone sempat membuat produk kamera jenis ini terpuruk.

Bukan tanpa sebab, harga yang lebih bersaing, serta kualitas gambar yang tak jauh berbeda, menjadi alasan konsumen berpindah hati. Untuk itu, penyedia produk kamera dengan lepas tukar lensa, harus benar-benar bisa menyediakan produk yang bisa diserap pasar dengan baik.

Salah satunya, Olympus yang masih percaya diri mengenalkan produk baru. Kali ini, Olympus merilis satu kamera jenis mirrorless bertipe Olympus OM-D E-M1 Mark II. Dengan tipe baru tersebut, Olympus membidik pangsa pasar premium. Sebab, tidak sembarang orang bisa membeli kamera jenis ini. Nantinya, kamera ini bisa digunakan oleh kalangan profesional.


Asal tahu, Olympus membanderol kamera jenis ini seharga Rp 27,89 juta. Itu harga body kamera saja. Sedangkan jika pembelian dengan lensa bertipe lensa plus 1240 mm pro lense, maka harga dibanderol Rp 37,29 juta.

"Akan lebih ekonomis memang bilang sepaket, tapi tetap kami beri opsi untuk pembeliannya," ujar Sandy Chandra Marketing Manager Olympus Customer Care Indonesia (OCCI) saat peluncuran kamera di Jakarta, Kamis (1/12).

Menurutnya, kamera di dunia smartphone dengan kamera lepas tukar lensa, sudah saling melengkapi. Masing-masing, katanya sudah berdiri di pangsa pasar tertentu. Oleh sebab itu, Olympus cukup otimistis dengan produk barunya. Dengan kamera Mirrorless tersebut, Olympus ingin menghadirkan teknologi yang canggih dibandingkan dengan kamera DSLR pada generasi sebelumnya.

"Kamera ini punya kelebihan terhadap pilihan lensa, spesifik penggunaan, dan kemampuan dalam menunjukkan kualitas gambar dan video," papar Sandy.

Sementara itu, kamera dalam smartphone, didesain memang bukan untuk kalangan profesional. Biasanya, digunakan untuk kebutuhan pribadi untuk dokumentasi. Baik untuk dokumentasi media sosial, maupun lainnya. "Kami juga berpikir, bagaimana sistem yang kami bisa memiliki konektivitas yang bagus terhadap smartphone," ungkapnya.

Olympus membangun sistem yang bisa terkoneksi antara kamera lensa dan smartphone. Sehingga, untuk aktivitas dokumentasi media sosial, pengguna diklaim memiliki hasil gambar yang baik. "Olympus enggak membangun kamera yang berbasis smartphone. Jadi lebih memilih membangun konektivitas terhadap produk-produk tersebut," imbuhnya.

Sejak 2009, Olympus sudah memutuskan untuk memasarkan produk mirrorless. Sebab, menurutnya teknologi kamera tersebut lebih unggul dibandingkan dengan jenis yang lain. Menurut Sandy, kamera yang bisa mengambil 60 foto per detik itu baru dipasarkan pada pertengahan Desember. Produk tersebut bisa didapatkan secara online maupun offline. "Kami ingin ke depan bisa masuk ke semua pasar. Baik itu profesional maupun umum," imbuhnya.

Dia enggan membeberkan market share Olympus saat ini dipasar kamera berbadan besar. Yang jelas, Sandy mengaku, kamera merek ini memiliki market share yang besar. Perusahaan menyatakan siap memproduksi berbagai jenis kamera lainnya. Seiring dengan kemajuan teknologi yang ada. "Ini supaya bisa mengalami peningkatan," katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Dupla Kartini