KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Sinergi Andalan Prima Tbk (INET) menargetkan bisa meraih pertumbuhan pendapatan di atas 30% pada 2025. Ini sejalan dengan rencana INET untuk memperkuat segmen business to business (B2B). Direktur Utama Sinergi Andalan Prima Muhammad Arif mengatakan, INET akan terus menguatkan layanan B2B dan melakukan ekspansi ke pasar internasional. Adapun INET berfokus pada layanan backbone untuk Internet Service Provider (ISP). Hingga saat ini, INET sudah melayani sekitar 200 ISP sebagai pelanggan aktif di Jawa.
Baca Juga: Masuk Kompas100, Sinergi Inti Andalan Prima (INET) Optimistis Kinerja Bertumbuh Khusus di Jawa saja, terdapat lebih dari 800 ISP yang telah beroperasi. Secara nasional, terdapat sekitar 1.300 ISP. Arif menilai masih banyak pasar yang bisa digarap INET. "INET hadir sebagai backbone provider karena kami melihat potensi pertumbuhan pasar ISP di Indonesia, khususnya di Jawa, sangat luar biasa," jelasnya dalam keterangan resmi, Rabu (16/4). INET telah membuka Point of Presence (POP) di Singapura sebagai langkah awal memasuki pasar internasional. Ini bagian dari strategi jangka panjang INET dalam membangun konektivitas lintas negara. Di segmen B2B, INET tengah mengembangan data center. Data center pertama INET sudah terisi sekitar 70%, sambil berjalan pembangunan data center fase kedua yang ditargetkan selesai Juni 2025. Data center ini diharapkan menjadi hub utama yang menghubungkan lebih dari 58 titik layanan (POP) di seluruh Jawa untuk meningkatkan efisiensi dan kualitas layanan kepada pelanggan. Baca Juga: Laba Bersih Sinergi Inti Andalan Prima (INET) Naik 37% di Kuartal III-2024 “Dengan memperbanyak titik POP, ISP tidak perlu lagi menarik koneksi sampai ke Jakarta. Ini akan menurunkan biaya, meningkatkan kecepatan, dan memperluas cakupan layanan,” kata Arif. INET optimistis bisa mencetak pertumbuhan kinerja, sejalan dengan proyek ekspansi dan rencana pengembangan teknologi terbaru seperti pemanfaatan frekuensi 1,4 GHz. “INET menargetkan pertumbuhan pendapatan dan laba bersih lebih dari 30% pada 2025," ucap Arif.
INET Chart by TradingView