Bidik Pertumbuhan Ekonomi 5,2% pada 2022, Begini Strategi Pemerintah



KONTAN.CO.ID -   JAKARTA. Pemerintah optimistis pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2022 bisa tumbuh di level 5,2% year on year (yoy), dengan melihat capaian pertumbuhan ekonomi di sepanjang semester I-2022. 

Nah, untuk mewujudkan asa pemerintah tersebut, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan pemerintah akan menggenjot berbagai sektor lapangan usaha untuk menyundul pertumbuhan ekonomi di sisa tahun ini. 

Menurutnya, sektor yang akan digenjot adalah sektor manufaktur, informasi dan komunikasi, makanan dan minuman, transportasi pergudangan, dan pertambangan. 


“Jadi itu sektor yang digenjot. Khusus pertambangan, kita sedang melihat harga komoditas ini masih tinggi, nah ini kami genjot untuk memperluas pasar ekspor,” ujarnya, saat menjawab pertanyaan Kontan.co.id, Jumat (5/8). 

Baca Juga: Jadi Sumber Pertumbuhan Ekonomi, Begini Pemerintah Dorong Geliat Industri Manufaktur

Selain sektor tersebut, Airlangga juga akan menggenjot pertumbuhan sektor agrikultur. Dalam hal ini, ia akan mencoba memperluas pasar ekspor agrikultur. Menurutnya, ini penting, karena ada negara yang mengenakan tarif bea masuk yang tinggi, sehingga bisa menghambat masuknya produk agrikultur Indonesia. 

“Seperti Jepang, masih mengenakan bea masuk sekitar 10% hingga 20% untuk produk kita. Sehingga kami akan mendorong untuk memperluas pasar untuk kesejahteraan petani juga,” tambahnya. 

Sedangkan untuk industri manufaktur, menurutnya memang ini yang masih jadi primadona pendorong pertumbuhan ekonomi dalam negeri.

Meski Airlangga menyiratkan dirinya belum akan memberi insentif khusus untuk industri manufaktur, dirinya akan melakukan upaya dalam mendorong pertumbuhan industri manufaktur. 

Dukungan ini baik terkait gas, bahan bakar minyak (BBM), dan juga kelistrikan. Pemerintah akan mendorong agar industri bisa memperoleh gas dengan harga yang ditentukan. 

Baca Juga: Sektor Manufaktur Jadi Penopang Utama Pertumbuhan Ekonomi Kuartal II 2022

Pemerintah juga terus mendorong subsektor industri pengolahan. Seperti industri makanan dan minuman, salah satunya, dengan revitalisasi Pupuk Iskandar Muda agar bisa mengadakan importasi energi.

Dengan demikian, diharapkan ada tambahan sekitar 550.000 ton pupuk untuk meningkatkan produktivitas pangan. 

Sedangkan untuk industri otomotif, dirinya mendorong dengan menarik komitmen investasi. Suntikan modal ini diharapkan mampu mendorong industri otomotif untuk makin bergeliat dan bahkan meningkatkan ekspor kendaraan. 

“Industri otomotif ini merupakan salah satu industri yang penting, menjadi andalan, karena menciptakan efek multiplier yang besar sekali,” tandasnya. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Noverius Laoli