Bidik Pertumbuhan Kinerja 2024, Cermati Strategi Telkom Indonesia (TLKM)



KONTAN.CO.ID- JAKARTA. Emiten telekomunikasi PT Telkom Indonesia Tbk (TLKM) optimistis dapat mencetak pertumbuhan kinerja hingga tutup tahun 2024. Pasameskipun bottom line Telkom masih mengalami tekanan di semester I-2024. 

Menilik laporan keuangan per 30 Juni 2024, laba periode berjalan TLKM yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar Rp 11,76 triliun. Ini turun 7,80% secara tahunan atau Year on Year (YoY) dari Rp 12,75 triliun. 

Padahal pendapatan Telkom sepanjang paruh pertama ini masih tumbuh 2,47% YoY menjadi Rp 75,29 triliun. Pada periode yang sama di 2023, TLKM masih meraup pendapatan Rp 73,47 triliun. 


Baca Juga: Telkom Indonesia (TLKM) Bidik Pendapatan Tumbuh Low Single Digit di 2024

Penurunan itu salah satunya disebabkan oleh meningkatnya beberapa pos beban. Seperti beban operasi, pemeliharaan dan jasa telekomunikasi yang naik dari Rp 19,17 triliun menjadi Rp 19,46 triliun. 

Kemudian pos beban penyusutan dan amortisasi juga naik 1,13% YoY menjadi Rp 16,12 triliun. Tak hanya itu, beban karyawan emiten halo-halo ini juga naik dari Rp 7,84 triliun menjadi Rp 9,48 triliun. 

 
TLKM Chart by TradingView

Hal tersebut sejalan dengan adanya penurunan akibat program pensiun dini atas 1.800 karyawan Telkom dengan biaya sebesar Rp 1,2 triliun. Adapun program ini telah diimplementasikan pada semester I-2024. 

Per semester I-2024, Telkom juga menanggung kerugian yang belum terealisasi dari perubahan nilai wajar atas investasi alias unrealized loss sebesar Rp 857 miliar. Ini berbalik dari unrealized gain sebesar Rp 412 miliar. 

Salah satu penyebab berbaliknya unrealized loss dari unrealized gain karena investasi Telkom Group melalui PT Telekomunikasi Selular atau Telkomsel di PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO) senilai Rp 854 miliar. 

Baca Juga: Grup Telkom (TLKM) Genjot Pelanggan 5G

Direktur Keuangan dan Manajemen Risiko Telkom Heri Supriadi menjelaskan sebenarnya, tanpa memperhitungkan unrealized loss di GOTO, laba bersih Telkom masih mengalami kenaikan 4,2% YoY. 

"Kami tahu kondisi kondisi bisnis ini sangat ketat, tapi kami melihat Telkom masih memiliki target pendapatan tumbuh pada low single digit," kata dia dalam paparan publik virtual, Senin (26/8). 

Sejalan dengan itu, Telkom juga akan melakukan efisiensi beban dan biaya-biaya yang ada. Heri memastikan, program pensiun dini karyawan tidak akan berlanjut di paruh kedua tahun ini. 

Editor: Noverius Laoli