Bidik Pertumbuhan Kontrak Baru 10% Tahun Ini, Begini Strategi PTPP



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT PP (Persero) Tbk (PTPP) menargetkan pertumbuhan kontrak baru 10% di 2023. Optimisme perseroan didorong dari pasar konstruksi yang masih akan prospektif.

Corporate Secretary PTPP Bakhtiyar Effendi mengatakan, sektor konstruksi akan bertumbuh di tahun 2023, meskipun ekonomi global masih dilanda ketidakpastian. 

"Tetapi kami tetap optimis melihat bisnis konstruksi tetap didorong oleh anggaran infrastruktur yang disiapkan oleh pemerintah meningkat dibandingkan tahun lalu," ujarnya kepada Kontan.co.id, Kamis (12/1).


Optimisme perseroan juga didorong adanya beberapa proyek-proyek infrastruktur yang masih akan dicanangkan oleh pemerintah pada tahun ini. Proyek tersebut, jalan dan jembatan, bendungan, pelabuhan, pekerjaan sipil, dan pembangkit listrik.

Baca Juga: Ini Strategi Adhi Karya (ADHI) yang Bidik Kontrak Baru Naik 20% di 2023

Oleh sebabnya, perseroan menargetkan pertumbuhan kontrak baru sekitar 10% dibandingkan realisasi tahun lalu. Sedangkan untuk kinerja keuangan ditargetkan akan bertumbuh sekitar 5% - 10%.

Bakhtiyar juga mengklaim untuk realisasi kontrak baru telah tercapai.

"Tahun 2022, PTPP berhasil mencapai perolehan kontrak baru sesuai dengan target yang ditetapkan perusahaan," katanya.

Sebagai informasi, pada 2022 PTPP menargetkan kontrak baru sebesar Rp 31 triliun.

Guna mencapai target, PTPP telah menetapkan rencana dan agenda bisnis di tahun 2023 ini. Antara lain melakukan improvement pada segmen core business konstruksi melalui perluasan market baru dan pengembangan market secara selektif.

Pada bisnis investasi, perseroan akan melakukan strategi streamlining atau perampingan bisnis yang kurang menguntungkan dengan scale down melalui pengurangan stock vertical residential unit di segmen properti. Kemudian, percepatan divestasi, transformasi beberapa anak perusahaan, peningkatan produktivitas aset, serta optimalisasi belanja modal (capital expenditure/capex).

"Selanjutnya didukung oleh strategi fungsi atau enablers melalui peningkatan tata kelola perusahaan, operational excellence, transformasi digital, dan meningkatkan organisasi dan budaya," paparnya.

Baca Juga: Campina Ice Cream (CAMP) Menilik Peluang Peningkatan Penjualan di Tahun Politik

Terkait capex, Bakhtiyar menyebut masih dalam pembahasan internal. Yang jelas, dengan tetap menerapkan selective investment maka dana capex tetap diprediksi akan bertumbuh dibandingkan tahun sebelumnya. 

"Dana tersebut bersumber dari pendanaan internal perusahaan, pinjaman perbankan, dan obligasi," imbuhnya.

Pada tahun 2022 ini, perseroan menargetkan penyerapan belanja modal sebesar Rp 4,3 triliun.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Tendi Mahadi