Bidik segmen ritel, Askrida buka 3 kantor cabang



JAKARTA. PT Asuransi Bangun Akrida (Askrida) menyiapkan sejumlah rencana ekspansi tahun ini. Salah satunya adalah memperkuat kontribusi pendapatan dari segmen ritel dengan menjaring lebih banyak nasabah. Saat ini, kontribusi ritel baru 10% terhadap total pendapatan premi.

Ai Sobaryadi, Direktur Utama Askrida, mengatakan, pihaknya sedang menyiapkan pembukaan tiga kantor cabang baru tahun ini. Saat ini, Askrida baru memiliki 32 kantor cabang. "Jadi total akan ada 35 kantor cabang di akhir tahun ini," katanya.

Dengan penambahan kantor cabang tersebut, Askrida bisa menjangkau konsumen di daerah yang sebelumnya belum pernah dijamah. Selain itu, Askrida akan merilis produk-produk baru. Harapannya, ragam produk baru akan menarik minat nasabah untuk membeli polis asuransi.


Setidaknya, ada lima jenis produk yang siap diluncurkan di tahun ini, termasuk asuransi mikro. Manfaat lainnya dari pengembangan produk baru adalah mendongkrak pendapatan premi. Tahun ini, Askrida membidik perolehan premi bertumbuh 20% menjadi Rp 2,15 triliun.

Sepanjang pada tahun 2014 lalu, perusahaan ini meraup pendapatan premi sekitar Rp 1,8 triliun. Realisasi perolehan premi Askrida ini lebih rendah dari pendapatan pada tahun 2013 yang mencapai Rp 2,24 triliun. Meski mulai menggenjot sektor ritel, Askrida tetap fokus mengembangkan asuransi kredit.

Maklum, asuransi kredit menjadi penyumbang pendapatan premi paling tinggi yakni mencapai 70%. Askrida berharap premi dari asuransi kredit tahun ini tumbuh 15%. Menurut Ai, kompetisi di sektor asuransi kredit pada tahun ini akan semakin ketat.

Pasalnya, terdapat beberapa pemain baru yang ingin mencicipi gurihnya kue bisnis asuransi kredit, terutama di sektor kredit usaha rakyat (KUR). Peningkatan premi juga diharapkan dari asuransi non-kredit.

Ai menyebut, beberapa produk, seperti asuransi konstruksi, kebakaran, rangka kapal hingga pengangkutan barang, berpotensi tumbuh di atas 30% pada tahun ini. Ambil contoh asuransi konstruksi. Tahun lalu, asuransi konstruksi meraup premi sekitar Rp 10 miliar.

Di tahun ini, premi asuransi konstruksi ditargetkan bisa mencapai Rp 50 miliar. Demi memperbesar asuransi non-kredit, Askrida akan memaksimalkan saluran distribusi. Misalnya, dari jalur brokerage yang saat ini kontribusinya masih kecil. "Dari broker saat ini masih di bawah 5%. Itulah nanti yang akan kami genjot," katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Yudho Winarto