BII akan tambah modal



JAKARTA. Ketatnya persaingan dan tingginya penyaluran kredit menuntut bank menjaga permodalan mereka. Salah satunya, Bank Internasional Indonesia (BII). Bank yang mayoritas sahamnya milik investor Malaysia ini berencana meningkatkan permodalan untuk menjaga rasio kecukupan modal atau capital adequacy ratio (CAR) 14%. Demi mensukseskan rencana tersebut BII akan menempuh dua cara. Pertama, menggunakan laba ditahan. Sesuai keputusan Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) kemarin (22/4), laba bersih sebesar Rp 1,08 triliun akan menjadi laba ditahan dan Rp 120 miliar menjadi cadangan umum. Tahun lalu, BII mencetak laba bersih Rp 1,2 triliun. "Tidak ada pembagian deviden dari laba tahun lalu karena semua menjadi laba ditahan demi perkuat permodalan," ujar Presiden Direktur BII Dato Khairussaleh Ramli. Per Desember 2012, CAR BII sebesar 12,83%. Kedua, menerbitkan saham baru (rights issue).Rencana aksi korporasi ini akan terlaksana di semester II nanti. Saat ini sudah mengajukan permohonan tersebut pada Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan berharap izin terbit pada 2 Juni nanti. Dalam aksi korporasi ini, BII akan menerbitkan 4,6 miliar saham dengan nilai Rp 320 per unit. BII berharap, dapat meraup dana segar sekitar Rp 1,5 triliun. Ramli mengatakan, penambahan modal tersebut bertujuan meningkatkan ekspansi kredit BII. Tahun ini, BII menargetkan kredit tumbuh 20%. Tahun lalu, penyaluran kredit BII mencapai Rp 80,9 triliun, meningkat 20% dibandingkan setahun sebelumnya.Selain itu, BII juga berambisi membuka kembali cabang BII di Mumbai, India. Untuk pembukaan cabang ini, BII akan menyetor modal US$ 25 juta atau setara Rp 250 miliar yang diambil dari modal internal. Sebenarnya BII sudah mengantongi izin cabang Mumbai sejak 2008, tapi operasionalnnya belum aktif.Cabang Mumbai nantinya akan menyumbang fee based income atau pendapatan non bunga melalui layanan trade finance dan foreign exchange (forex). "Juni akan buka. Kami sedang tunggu finalisasinya dari bank sentral India," ujarnya Ramli.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Editor: Roy Franedya