JAKARTA. Dampak dari kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) dan suku bunga BI rate turut mempengaruhi keuntungan sejumlah bank. Salah satunya PT Bank International Indonesia Tbk (BNII) yang memprediksi keuntungannya akan terpangkas pasca dua kebijakan tadi berlaku. "Net Interest Margin (NIM) kami mungkin akan berkurang sedikit," sebut Presiden Direktur BII, Dato' Kairussaleh Ramli, Kamis, (27/6).Ia menyebut, NIM akan berkurang karena adanya kenaikan biaya dana atau cost of fund. Saat ini, NIM BII berada di posisi 5,3%. Bila menurun pun, BII tetap yakin rasionya tak akan jatuh hingga di bawah 5%.Meski begitu, BII masih ingin berkomitmen dengan target pertumbuhan laba yang sudah dimuat dalam Rencana Bisnis Bank (RBB). Padahal bank ini tak memungkiri akan adanya penurunan pertumbuhan kredit. Dato' bilang, tahun lalu kredit bisa tumbuh di kisaran 23%. Sekarang, kreditnya hanya akan tumbuh sekitar 20%.Untuk menjaga laba sesuai target meski adanya penurunan kredit, BII memiliki strategi tersendiri. Direktur Keuangan BII Thila Nadason menyebut, pihaknya akan mendorong peningkatan fee based income. "Ini untuk mendapat profitabilitas yang sama," sebutnya.Thila mengatakan, kiat untuk meningkatkan fee based income adalah melalui cash management. BII pun sudah memiliki sistem trade finance yang baru saja ditingkatkan. Maka dari itu, BII yakin pada pertumbuhan fee based income mereka karena sudah memiliki sistem yang mendukung.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
BII memprediksikan penurunan NIM
JAKARTA. Dampak dari kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) dan suku bunga BI rate turut mempengaruhi keuntungan sejumlah bank. Salah satunya PT Bank International Indonesia Tbk (BNII) yang memprediksi keuntungannya akan terpangkas pasca dua kebijakan tadi berlaku. "Net Interest Margin (NIM) kami mungkin akan berkurang sedikit," sebut Presiden Direktur BII, Dato' Kairussaleh Ramli, Kamis, (27/6).Ia menyebut, NIM akan berkurang karena adanya kenaikan biaya dana atau cost of fund. Saat ini, NIM BII berada di posisi 5,3%. Bila menurun pun, BII tetap yakin rasionya tak akan jatuh hingga di bawah 5%.Meski begitu, BII masih ingin berkomitmen dengan target pertumbuhan laba yang sudah dimuat dalam Rencana Bisnis Bank (RBB). Padahal bank ini tak memungkiri akan adanya penurunan pertumbuhan kredit. Dato' bilang, tahun lalu kredit bisa tumbuh di kisaran 23%. Sekarang, kreditnya hanya akan tumbuh sekitar 20%.Untuk menjaga laba sesuai target meski adanya penurunan kredit, BII memiliki strategi tersendiri. Direktur Keuangan BII Thila Nadason menyebut, pihaknya akan mendorong peningkatan fee based income. "Ini untuk mendapat profitabilitas yang sama," sebutnya.Thila mengatakan, kiat untuk meningkatkan fee based income adalah melalui cash management. BII pun sudah memiliki sistem trade finance yang baru saja ditingkatkan. Maka dari itu, BII yakin pada pertumbuhan fee based income mereka karena sudah memiliki sistem yang mendukung.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News