JAKARTA. Bank Internasional Indonesia (BII) mengincar penyaluran kredit ke perusahaan plat merah. Presiden Direktur BII Taswin Zakaria mengatakan, pihaknya mengincar perusahaan plat merah yang bergerak di sektor transportasi, konstruksi, perkebunan, infrastruktur, minyak dan gas. Pada tahap awal BII memberikan fasilitas pembiayaan bilateral syariah kepada PT Garuda Indonesia Tbk senilai US$ 100 juta dengan jangka waktu satu tahun. Pembiayaan ini akan digunakan untuk pengembangan usaha perusahaan termasuk pembiayaan ke anak usaha. Adapun, kucuran kredit ke perusahaan BUMN ini melalui BII Syariah dengan akad musyarakah. "Kami menginginkan porsi kredit ke perusahaan BUMN sebesar 10% terhadap total kredit BII," kata Taswin, Selasa (24/3). Saat ini, porsi kredit BII yang mengalir ke perusahaan berplat merah sebesar 5% atau Rp 5,31 triliun terhadap total kredit Rp 106,30 triliun per Desember 2014, dari sebelumnya porsi kredit ke BUMN sebesar 2%-3% terhadap total kredit. Taswin mengungkapkan sudah ada perusahaan BUMN ini yang meminta kucuran kredit dalam mata uang rupiah ataupun valuta asing (valas).
BII mengincar kredit ke perusahaan plat merah
JAKARTA. Bank Internasional Indonesia (BII) mengincar penyaluran kredit ke perusahaan plat merah. Presiden Direktur BII Taswin Zakaria mengatakan, pihaknya mengincar perusahaan plat merah yang bergerak di sektor transportasi, konstruksi, perkebunan, infrastruktur, minyak dan gas. Pada tahap awal BII memberikan fasilitas pembiayaan bilateral syariah kepada PT Garuda Indonesia Tbk senilai US$ 100 juta dengan jangka waktu satu tahun. Pembiayaan ini akan digunakan untuk pengembangan usaha perusahaan termasuk pembiayaan ke anak usaha. Adapun, kucuran kredit ke perusahaan BUMN ini melalui BII Syariah dengan akad musyarakah. "Kami menginginkan porsi kredit ke perusahaan BUMN sebesar 10% terhadap total kredit BII," kata Taswin, Selasa (24/3). Saat ini, porsi kredit BII yang mengalir ke perusahaan berplat merah sebesar 5% atau Rp 5,31 triliun terhadap total kredit Rp 106,30 triliun per Desember 2014, dari sebelumnya porsi kredit ke BUMN sebesar 2%-3% terhadap total kredit. Taswin mengungkapkan sudah ada perusahaan BUMN ini yang meminta kucuran kredit dalam mata uang rupiah ataupun valuta asing (valas).