BII targetkan bisnis wealth management tumbuh 30%



JAKARTA. Jumlah kelas menengah terus bertambah, prospek bisnis pelayanan nasabah berkantong tebal ikut membesar. Tak heran jika perbankan terus membesarkan bisnis wealth management. Salah satunya Bank Internasional Indonesia (BII).

Bank milik investor Malaysia ini membidik pertumbuhan wealth management sebesar 30% di tahun 2015.

Glant Saputa Hadi, Head, WM Product and Affluent Segment BII mengatakan, pihaknya menargetkan bakal menjaring 2.000 nasabah baru sehingga jumlah nasabah kaya yang ‘dikelola’ BII jumlahnya mencapai 10.000 orang pada akhir tahun nanti.


Sedangkan untuk dana kelolaannya, BII menargetkan akan ada tambahan Rp 4,5 triliun pada tahun ini.

Untuk meningkatkan dana kelolaan itu, BII akan gencar menjual reksadana kepada nasabah dengan bekerjasama dengan Reksa Dana Maybank GMT Asset Management. 

“Kami menargetkan menjual reksadana sebesar Rp 400 miliar - Rp 500 miliar pada tahun ini,” katanya, Kamis (26/3).

Penjualan reksadana itu terdiri dari reksadana pasar uang, dana fleksi, dana ekuitas dan proteksi yang akan ditawarkan kepada nasabah melalui 26 layanan wealth management dan 198 kantor cabang. 

Menurutnya, masyarakat akan antusias berinvestasi melalui reksadana karena imbal hasilnya masih lebih tinggi dibandingkan deposito. Misalnya, untuk imbal hasil untuk reksadana saham sebesar 10%-20%, sedangkan imbal hasil untuk reksadana tetap sebesar 8%-12%. “Kami proyeksikan lima tahun mendatang reksadana banyak diminati,” tambahnya. 

Saat ini, porsi investasi reksadana hanya 15% terhadap portofolio investasi di BII. Mayoritas atau 40% nasabah memilih produk bancassurance, sisanya 45% nasabah memilih berinvestasi di bonds seperti Obligasi Ritel Indonesia (ORI) dan efek seperti pembelian kurs.

“Pembelian kurs sangat besar apalagi kalau lagi fluktuatif,” kata Glant. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Hendra Gunawan