KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bursa jual beli kripto atau yang biasa disebut
exchanger terus bermunculan di Indonesia. Terbaru, PT Aset Digital Indonesia meluncurkan platform Biido untuk jual beli kripto, Kamis (11/10). CEO Biido, Aditia Kinarang Mokoginta mengatakan pada tahap awal, Biido akan memperjualbelikan dua aset kripto yaitu Bitocin dan Ethereum. "Tetapi sampai akhir tahun minimal ada 20 koin yang dilisting," ujarnya kepada wartawan usai pelunucran Biido di kawasan Kuningan, Jakarta. Ada pun beberapa kripto yang akan segera di-listing atau diperdagangkan adalah Ripple, Dogecoin, Holo, Bitcoin Cash, Dash, Litecoin, Cardono, EOS, Stellar dan Bitcoin Gold.
Aditia mengklaim dibandingkan exchanger kripto yang sudah beroperasi, Biido akan memperjualbelikan lebih banyak kripto untuk memberikan pilihan yang bervariasi kepada pengguna kripto di Indonesia. Selain itu, ia mengklaim kelebihan lain yang ditawarkan Biido adalah tampilan yang lebih simpel dan mudah diakses sehingga mudah digunakan baik oleh orang yang sudah ahli di dunia kripto maupun orang yang baru belajar. Biido juga menurutnya akan mengenakan
fee atau biaya transaksi yang diklaimnya lebih murah dibandingkan biaya transaksi di
exchanger lain yaitu sebesar 0,2%. "Kami mengenakan
fee yang dijamin lebih redah dibandingkan
fee yang dikenakan oleh kompetior yang ada di Indonesia saat ini," ujarnya. Bahkan Biido juga akan merilis token kripto sendiri yaitu Biido Coin yang direncanakan pada akhir tahun nanti. Biido Coin ini akan diberikan kepada pengguna saat mereka melakukan transaksi di Biido. Token ini menjadi semacam pengganti fee atau biaya transaksi yang telah dibayarkan pengguna saat melakukan transaksi. "Dengan Biido Coin, mereka akan diberikan Biido Coin yang nilainya sama dengan fee yang dikenakan ke mereka," jelasnya. Menurut Aditia, penetrasi kritpo di Indonesia baru menyasar 0,4% dari total jumlah penduduk Indonesia. Menurutnya, angka ini masih terbilang kecil bila dibandingkan negara-negara seperti Korea dimana satu dari tiga penduduknya sudah memiliki kripto atau Amerika Serikat dan Kanada dimana 60% penduduknya pernah membeli kripto. "Negara yang terdekat dengan kita Singapura 3% dari total penduduknya atau sekitar 10 juta orang memiliki kripto aset," ujarnya.
Untuk meningkatkan penetrasi pasar ini, Biido menurut Aditia tak hanya membidik masyarakat yang sudah melalukan trading atau investasi kripto. Sebaliknya, menurut dia, Biido akan melakukan edukasi ke masyarkat yang lebih luas agar pengguna baru bermunculan. "Jadi, dengan semakin meleknya masyarakat Indonesia, tentang teknologi ini, melalui edukasi-edukasi yang pas, kami yakin penetrasi dari kripto aset ini akan semkain bear ke depannya," ujarnya. Selain Biido, exchange kripto yang sudah lebih dulu beroperasi di Indonesia diantaranya adalah Indodax, Luno, Triv, Rekningku, Coinone, Bitradx dan Nucex. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Narita Indrastiti