Biji Ketumbar Bisa Turunkan Gula Darah Tinggi, Cek Manfaat Lainnya



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Indonesia terkenal akan rempah-rempahnya yang berkhasiat. Salah satunya adalah biji ketumbar. 

Melansir Kompas.com, biji ketumbar adalah rempah yang biasa digunakan untuk bumbu masakan Asia, tetapi memiliki manfaat bagi kesehatan. Biji ketumbar yang bernama ilmiah Coriandrum sativum, memiliki aroma yang menyengat. 

Mengutip Organic Facts, bau biji ketumbar berasal dari antioksidan dan minyak atsirinya, yang meliputi asam linoleat, asam oleat, Linalool, alpha-pinene, dan terpene, antara lain. Biji ketumbar adalah rempah kaya nutrisi yang mengandung serat, antioksidan, vitamin B, vitamin C, kalium, tembaga, magnesium, mangan, seng, zat besi, dan kalsium. 


Berikut Kompas.com mengulas manfaat biji ketumbar bagi kesehatan yang dilansir dari berbagai sumber: 

Baca Juga: Efektif mengatasi asam urat, ini 12 manfaat jahe merah untuk kesehatan

1. Mengatur gula darah 

Mengutip Healthline, gula darah tinggi merupakan faktor risiko diabetes tipe 2. Manfaat biji ketumbar baik dalam bentuk ekstrak dan minyak semuanya dapat membantu menurunkan gula darah. 

Faktanya, orang yang memiliki gula darah rendah atau sedang mengonsumsi obat diabetes berhati-hati dengan ketumbar karena sangat efektif dalam menurunkan gula darah. 

Penelitian pada hewan menunjukkan bahwa biji ketumbar mengurangi gula darah dengan meningkatkan aktivitas enzim yang membantu menghilangkan gula dari darah. 

Sebuah studi pada tikus dengan obesitas dan gula darah tinggi menemukan bahwa dosis tunggal (9,1 mg per pon berat badan atau 20 mg per kg) ekstrak biji ketumbar menurunkan gula darah sebesar 4 mmol/L dalam 6 jam. 

Manfaat biji ketumbar itu mirip dengan efek obat gula darah (glibenclamide). Sebuah studi serupa menemukan bahwa dosis yang sama dari ekstrak biji ketumbar menurunkan gula darah. 

Selain itu, meningkatkan pelepasan insulin pada tikus penderita diabetes, dibandingkan dengan hewan kontrol. 

Baca Juga: Tanda-tanda Anda terlalu banyak minum air putih, salah satunya sakit kepala

Editor: Barratut Taqiyyah Rafie