BIKA garap 19 proyek dalam lima tahun



JAKARTA. PT Binakarya Jaya Abadi Tbk (BIKA) memprediksikan, industri properti membaik pada tahun ini. Hingga lima tahun ke depan, BIKA akan menggarap 19 proyek baik landed maupun apartemen di wilayah Jabodetabek.

Dalam jangka panjang, BIKA memerlukan dana Rp 1,5 triliun untuk membangun seluruh proyek itu.

Raymond Hartono, Sekretaris Perusahaan BIKA, menyatakan, untuk membiayai proyek eksisting yang cukup banyak, sudah ada pembicaraan dengan perbankan. Tahun ini, BIKA mengalokasikan belanja modal Rp 170 miliar untuk pembebasan lahan dua proyek yang diprediksi selesai tahun ini.


Penyerapan anggaran di semester I 2016 sudah Rp 120 miliar. Adapun di semester kedua diharapkan terserap Rp 50 miliar. Jika ada kebutuhan mendesak, BIKA akan menggunakan dana hasil IPO yang masih ada sekitar Rp 22 miliar untuk menyokong pembangunan.

Per 31 Desember 2015, BIKA meraih pendapatan Rp 1,13 triliun, tumbuh 5,9% dibandingkan tahun 2014. Pada kuartal I 2016, pendapatan Binakarya menyusut 42,02% menjadi Rp 173,53 miliar.

Meski demikian, manajemen BIKA optimistis bisnis properti tahun ini akan membaik, antara lain didorong kebijakan tax amnesty. Apalagi, saat ini landbank BIKA terbilang cukup luas, yakni lebih dari 30 hektare yang terletak di Jakarta Barat dan Bekasi.

Kelak, penggunaan lahan itu fokus ke proyek landed seperti perumahan. Saat ini, BIKA masih fokus menggarap 19 proyek, antara lain delapan apartemen, lima hotel, tiga landed house, dua commercial complex dan satu taman rekreasi.

Tahun ini, melalui anak usaha PT Mitragama Inti Perkasa, BIKA menargetkan peluncuran penjualan kawasan landed house di Cijengkol, Jawa Barat, seluas 42 ha pada semester II 2016.

Selain itu, melalui PT Binakarya Jaya Perkasa, BIKA menargetkan penyelesaian pembangunan Hotel Swiss-Bel Arjuna di Bali pada akhir tahun ini dan beroperasi tahun depan.

Pada 27 Juni 2016, Bursa Efek Indonesia (BEI) mensuspensi saham BIKA lantaran merosot tajam. Hingga kemarin, suspensi belum dicabut.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Barratut Taqiyyah Rafie