Bikin Anak-Anak Senang, Kantong pun Mengembang



0907m4_16_crl_arenabermain1BIARPUN musim liburan sekolah telah usai, langkah para pengunjung menyambangi arena permainan di mal seakan tak surut. Paling tidak itu terlihat dari suasana arena bermain Fun World di Botani Square Bogor. Anak-anak, remaja, hingga orang tua memadati arena permainan di jantung kota hujan itu. Pemandangan serupa juga terjadi pusat perbelanjaan lain. Keramaian di hampir semua arena permainan boleh jadi pertanda bahwa bisnis ini memiliki masa depan cerah. “Keluarga modern lebih senang pelesir ke mal. Sudah tentu mereka membawa anak-anak untuk berbelanja dan berekreasi,” kata Gatot Subagio, pemilik arena bermain Kids Garden. Dia tak asal bicara. Baru tiga tahun menekuni bisnis arena bermain, kini Gatot memiliki empat gerai yang tersebar di ITC Depok, ITC Permata Hijau, City Mall, dan Blue Mall di Bekasi. Setiap bulan, dia menangguk laba kotor antara Rp 40 juta hingga Rp 50 juta per arena. Padahal, investasi yang dia gelontorkan tergolong mini. Awalnya, Gatot hanya merogoh kocek sedalam Rp 100 juta untuk menyewa tempat seluas 100 meter persegi (m²). Ia juga mengeluarkan uang untuk membeli alat-alat permainan: mobil-mobilan, rumah-rumahan, trampolin, kolam bola, plus pernak-pernik dekorasi ruangan senilai Rp 74 juta. Perputaran duit yang mengalir lancar di bisnis arena bermain juga sudah dinikmati oleh PT Rachel International yang mengoperasikan arena bermain Happy World. Perusahaan ini cukup lama malang melintang di bisnis permainan anak-anak. Mereka fokus menekuni bisnis ini sejak krisis moneter 1997 karena kesulitan berinvestasi pada video games dan mesin tiket berhadiah (redemption games) akibat lonjakan kurs dolar terhadap rupiah. Kini Happy World mengoperasikan 25 cabang arena bermain yang tersebar di Jabodetabek, Cirebon, dan Sumatra. Sejak akhir tahun lalu, pemilik arena permainan Happy World ini menawarkan waralaba bisnis arena bermain kepada investor. “Selama masih ada anak-anak, arena bermain terus hidup,” kata Wisnu Wijanarko, Manajer Pemasaran Happy World. Wisnu bilang, tawaran waralaba Happy World ini bisa menjadi jembatan bagi orang yang ingin berusaha namun memiliki keterbatasan modal dan lahan. Sebab, kata dia, Happy World memberikan pilihan investasi dan penggunaan lahan yang fleksibel sesuai dengan kemampuan calon terwaralaba. Tak hanya itu. Happy World juga menjamin pembelian kembali (buyback guarantee) dan sistem pengelolaan yang profesional. “Terwaralaba akan memperoleh transfer of knowlegde sehingga mampu mengelola gerai secara mandiri dengan mendapatkan standar operasional dan prosedur, serta pelatihan,” beber Wisnu. Ia juga mengklaim, arena permainan Happy World berbeda dengan yang lain. Perusahaan ini menawarkan arena permainan yang lebih aman dan beragam bagi anak berusia antara tiga tahun hingga tujuh tahun. “Selain itu, ada banyak sisi edukatif dan kegunaan dalam tiap permainan,” tambah Wisnu. Permainan yang dia sediakan mencakup arena mandi bola, kereta api, mesin SEGA, komidi putar mini (carousel), dan beberapa jenis permainan lain. Jika Anda berniat menekuni bisnis ini, Happy World menawarkan tiga paket waralaba. Pertama, paket Store 1. Paket ini terdiri dari tujuh jenis permainan yang terdiri dari kereta gandeng ukuran 5 meter x 10 meter, mandi bola 4 meter x 6 meter, satu unit komidi putar mini, satu unit sun ride, tiga unit mesin video games SEGA, serta sembilan unit mesin redemption. Paket ini membutuhkan lahan 10 meter x 20 meter. Happy World menawarkan paket ini seharga Rp 800 juta, sudah termasuk biaya waralaba selama tiga tahun pertama. Kedua, paket Store 2. Terwaralaba akan memperoleh paket pertama plus tambahan lima unit boom-boom car. Cuma ukuran mandi bola lebih luas, yakni 8 meter x 8 meter. Karena itu, lahan yang diperlukan juga luas yakni 15 meter x 20 meter. Happy World mematok investasi paket ini sebesar Rp 1,3 miliar, termasuk biaya waralaba selama tiga tahun. Ketiga, paket Island. Ini paket paling murah. Anda cukup merobek kantong sebesar Rp 275 juta, termasuk biaya waralaba selama lima tahun.Paket hemat ini hanya memerlukan areal 10 meter x 10 meter, terdiri dari lima jenis permainan yakni kereta gandeng, mandi bola seluas 3 meter x 4 meter, satu unit komedi putar mini, satu unit sun ride, dan tiga unit kiddie ride alias kuda-kudaan. Happy World yakin, kombinasi berbagai paket tersebut akan mendatangkan fulus bagi terwaralaba. “Ini hasil observasi dan pengalaman kami selama 15 tahun,” kata Wisnu. Mahal atau murah, ya? Seluruh permainan dalam ketiga paket tadi adalah buatan lokal, kecuali boom-boom car. Happy World masih mengimpor boom-boom car dari China dan Taiwan. Sedangkan permainan yang lain dia beli dari PT Fiber Plus, perusahaan yang masih terafiliasi dengan Happy World. Selain kepada Happy World, konon Fiber Plus juga memasok alat-alat permainan ke jaringan arena permainan lain, seperti Funcity, Fun World, maupun Timezone. Bagi Happy World, membeli produk dalam negeri memberikan keuntungan tersendiri. Ambil contoh, jika alat rusak, mudah bagi dia untuk memperbaiki dan mencari suku cadangnya. Oh, iya, biaya paket waralaba tadi belum termasuk jasa servis alat permainan dan royalty fee sebesar 5% dari pendapatan kotor per bulan. Happy World juga menyediakan fasilitas penukaran jika mainan terwaralaba sudah usang dan mulai membosankan. “Asalkan jenisnya sama dan mainan yang lama masih bisa beroperasi,” ujar Wisnu. Alat permainan Happy World tak memakai koin. Semuanya menggunakan teknologi kartu (swipe card). Pengunjung yang ingin bermain harus menukarkan uangnya dengan kartu. Setelah mendapat kartu, pengunjung tinggal menggesekkan ke mesin permainan, persis seperti menggesek kartu kredit. Nilai kartu bervariasi antara Rp 10.000 hingga Rp 200.000. Jika habis, pengunjung bisa mengisi ulang si kartu. “Kartu gesek ini menjadi teknologi wajib karena keamanan dan kepraktisannya untuk sistem administrasi,” kata Wisnu. Sayang, hingga kini penawaran waralaba Happy World belum mampu menjaring peminat. Mungkin karena biaya waralabanya mahal? Menurut Wisnu, Happy World tak semata-mata menjual alat permainan tapi juga memberikan pelatihan, pemasaran, serta sistem administrasi. “Pengusaha harus merogoh kocek lebih dalam jika membeli alat permainan satu per satu,” kata dia. Ia juga mengklaim, paket tawaran Happy World jauh lebih murah ketimbang paket dari pewaralaba arena bermain yang lain. Tentu saja tawaran Happy World ini hanya salah satu alternatif bagi Anda kalau berminat menekuni bisnis arena permainan ini. Selain mencoba menjajagi tawaran waralaba serupa dari pewaralaba lain, Anda juga bisa mengikuti jejak Gatot yang sukses membangun arena bermain sendiri dengan modal jauh lebih cekak. Selamat bermain, eh, berbisnis arena bermain.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News