KONTAN.CO.ID -JAKARTA. Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) hingga kini masih menanti usulan PT Perusahaan Listrik Negara soal kenaikan Tarif Dasar Listrik. Direktur Jenderal Ketenagalistrikan Kementerian ESDM Rida Mulyana mengungkapkan, hingga kini belum ada usulan yang masuk dari PLN. "Belum ada usulan dari PLN," kata Rida kepada Kontan.co.id, Selasa (3/12). Baca Juga: Tarif listrik industri diminta rendah, PLN : Harga energi primer harus kompetitif Sebelumnya, Menteri ESDM Arifin Tasrif mengungkapkan, usulan soal TDL sesuai ketentuan yang ada harus diusulkan oleh PLN per tiga bulan. Disisi lain, Arifin memastikan penerapan tariff adjustment pada golongan 900 VA Rumah Tangga Mampu pada 2020 mendatang. "Iya, tapi kami detailkan supaya tidak ada yang dirugikan," kata Arifin di Komisi VII DPR, pekan lalu. Sementara itu, data PLN per 31 Oktober 2019, jumlah pelanggan 900 VA - RTM tercatat sebanyak 22,1 juta. Adapaun pada 2020 mendatang jumlah pelanggan diproyeksikan sebanyak 24,4 juta. Kontan.co.id mencatat, Direktur Strategis II PLN Djoko Abumanan mengungkapkan, penetapan kembali tariff adjustment bagi pelanggan 900 VA Rumah Tangga Mampu sebagai bentuk pemberian subsidi yang tepat sasaran. Menurutnya, selama ini bentuk subsidi oleh pemerintah disalurkan melalui layanan BPJS dan layanan lainnya. Penetapan tariff adjustment ini membuat subsidi langsung mengarah pada perorangan atau masyarakat. Baca Juga: PLN akan mengikuti kebijakan dari pemerintah soal tarif listrik Djoko beralasan, penerapan tariff adjustment pada pelanggan 900 VA dimungkinkan akibat sudah adanya pemilahan dan penggolongan antara Rumah Tangga Mampu dan yang tidak. Berkurangnya jumlah pelanggan yang disubsidi disebut Djoko turut mengurangi alokasi subsidi bagi PLN. Hal ini dinilai Djoko tidak begitu berdampak sebab alokasi tersebut digantikan lewat penerimaan dari pelanggan yang tidak disubsidi. Yang pasti, penerapan tariff adjustment menjadi kabar gembira bagi PLN. Djoko bilang, penerapan tariff adjustment pada rumah tangga mampu bisa memperlancar arus kas PLN. "Karena kami menjual listrik, tentu berharap hasilnya bisa langsung diperoleh," ungkap Djoko.
Bikin bingung, Kementerian ESDM malah tunggu usulan PLN soal kenaikan tarif listrik
KONTAN.CO.ID -JAKARTA. Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) hingga kini masih menanti usulan PT Perusahaan Listrik Negara soal kenaikan Tarif Dasar Listrik. Direktur Jenderal Ketenagalistrikan Kementerian ESDM Rida Mulyana mengungkapkan, hingga kini belum ada usulan yang masuk dari PLN. "Belum ada usulan dari PLN," kata Rida kepada Kontan.co.id, Selasa (3/12). Baca Juga: Tarif listrik industri diminta rendah, PLN : Harga energi primer harus kompetitif Sebelumnya, Menteri ESDM Arifin Tasrif mengungkapkan, usulan soal TDL sesuai ketentuan yang ada harus diusulkan oleh PLN per tiga bulan. Disisi lain, Arifin memastikan penerapan tariff adjustment pada golongan 900 VA Rumah Tangga Mampu pada 2020 mendatang. "Iya, tapi kami detailkan supaya tidak ada yang dirugikan," kata Arifin di Komisi VII DPR, pekan lalu. Sementara itu, data PLN per 31 Oktober 2019, jumlah pelanggan 900 VA - RTM tercatat sebanyak 22,1 juta. Adapaun pada 2020 mendatang jumlah pelanggan diproyeksikan sebanyak 24,4 juta. Kontan.co.id mencatat, Direktur Strategis II PLN Djoko Abumanan mengungkapkan, penetapan kembali tariff adjustment bagi pelanggan 900 VA Rumah Tangga Mampu sebagai bentuk pemberian subsidi yang tepat sasaran. Menurutnya, selama ini bentuk subsidi oleh pemerintah disalurkan melalui layanan BPJS dan layanan lainnya. Penetapan tariff adjustment ini membuat subsidi langsung mengarah pada perorangan atau masyarakat. Baca Juga: PLN akan mengikuti kebijakan dari pemerintah soal tarif listrik Djoko beralasan, penerapan tariff adjustment pada pelanggan 900 VA dimungkinkan akibat sudah adanya pemilahan dan penggolongan antara Rumah Tangga Mampu dan yang tidak. Berkurangnya jumlah pelanggan yang disubsidi disebut Djoko turut mengurangi alokasi subsidi bagi PLN. Hal ini dinilai Djoko tidak begitu berdampak sebab alokasi tersebut digantikan lewat penerimaan dari pelanggan yang tidak disubsidi. Yang pasti, penerapan tariff adjustment menjadi kabar gembira bagi PLN. Djoko bilang, penerapan tariff adjustment pada rumah tangga mampu bisa memperlancar arus kas PLN. "Karena kami menjual listrik, tentu berharap hasilnya bisa langsung diperoleh," ungkap Djoko.