Bikin mal di Bekasi, Metland raih kredit Rp 250 M



JAKARTA. PT Metropolitan Land Tbk atau Metland menargetkan pembangunan mal Grand Metropolitan di Bekasi bisa rampung pertengahan tahun depan. Itu lantaran perusahaan berkode saham MTLA ini sudah mengantongi pinjaman dari Bank Mandiri senilai Rp 250 miliar.Metland dan Bank Mandiri telah meneken nota kesepakatan atau Memorandum of Understanding (MoU) di Bekasi, Rabu (12/9). Sekretaris Perusahaan Metland, Olivia Surodjo menyebut, pinjaman tersebut memang untuk merampungkan pembangunan mal di Bekasi. Menurutnya, pengucuran pinjaman akan dilakukan berkala. "Untuk setiap tagihan pembayaran, sebanyak 40% dari kas perusahaan, dan 60% dari Bank Mandiri," jelasnya, Rabu (12/9). Sekadar gambaran, pembangunan pusat perbelanjaan di Bekasi itu diperkirakan menelan biaya Rp 506 miliar. Untuk membiayainya, Metland menggunakan dana hasil initial public offering sebesar Rp 200 miliar, kemudian pinjaman bank Rp 250 miliar, dan sisanya dari kas internal.Nah, pinjaman yang didapat dari Mandiri itu berjangka waktu 66 bulan, dengan tingkat bunga 9,75% per tahun. "Kami memilih Mandiri, karena bank tersebut sudah menjadi rekanan kami sejak 2009, dan mengetahui tentang perkembangan pembangunan proyek kami," ujarnya.Hingga kini, proses pembangunan Grand Metropolitan telah mencapai 70%. Mal ini ditargetkan mulai beroeprasi pada pertengahan 2013. Nantinya, mal tersebut akan mempunyai 130 tenant. Saat ini, tingkat keterisian sewa mal tersebut sudah mencapai 78%.Direktur Metland, Nanda Widya menambahkan, Grand Metropolitan Bekasi merupakan properti komersial Metland yang dibangun untuk memenuhi kebutuhan masyarakat menengah atas di Bekasi dan sekitarnya.

Sebelumnya, perseroan sudah memiliki mal kelas menengah di Bekasi, yakni Metropolitan Mal (Met Mal). Nanda mengklaim, kerjasama pembiayaan dengan Mandiri sangat membantu Metland dalam mempercepat ekspansi usaha.Menurut Nanda, pembangunan Grand Metropolitan menjadi salah satu rencana strategis perseroan dalam menambah pendapatan berulang (recurring income).Pada semester I tahun ini, pendapatan berulang menyumbang 31% terhadap total pendapatan perseroan. Ke depan, Metland menargetkan pendapatan perusahaan bisa berimbang, yaitu 50% dari pendapatan berulang dan 50% dari penjualan proyek residensial dan komersial strata. Sebelumnya, Nanda mengungkapkan, porsi nan seimbang ini penting untuk menjamin kelangsungan pundi-pundi perusahaan. Berdasarkan pengalaman krisis 1998, penjualan properti merosot drastis alias tidak sampai 10%. Justru yang stabil dari recurring income.Hingga paro pertama tahun ini, kinerja Metland cukup menggembirakan. Perusahaan meraih pendapatan usaha Rp 316,2 miliar, naik 29% dibanding periode yang sama tahun lalu. Sementara, labanya naik 28% menjadi Rp 80,7 miliar.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Editor: Dupla Kartini