Bikin merinding, virus corona sudah memakan korban nyaris 500 jiwa



KONTAN.CO.ID - BEIJING. Kematian harian yang disebabkan oleh virus corona telah mencapai rekor tertinggi di China, dengan penambahan sebanyak 65 kematian - semuanya di provinsi Hubei. Angka ini dikonfirmasi oleh otoritas kesehatan China kemarin (4/2/2020). Kematian baru yang dilaporkan itu membuat jumlah total korban tewas di daratan China menjadi 490 jiwa.

Menurut data yang dirilis pada hari Rabu pagi oleh Komisi Kesehatan Nasional China (NHC), seperti yang dikutip South China Morning Post, kasus di seluruh negeri China naik 3.971 - ini merupakan rekor harian tinggi - menjadi 24.324 kasus. Sebagian besar kasus berada di Hubei, pusat penyebaran wabah.

Sementara, kasus virus corona di Hubei naik 3.156 menjadi 16.678, menurut angka provinsi pada tengah malam pada hari Selasa. Hampir 2.000 dari kasus-kasus baru itu dikonfirmasi di ibukota Hubei, Wuhan, tempat virus itu diyakini berasal dari pasar makanan laut dan daging.


Baca Juga: Update Virus Corona: Terjangkit 20.540, mati 426, sembuh 718 (5/2 - 6:22 WIB)

PBB mendesak dukungan, bukan stigma

Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa Antonio Guterres telah menyerukan solidaritas internasional dan mengakhiri segala diskriminasi yang berakar buruk atas wabah tersebut.

Pada konferensi pers di New York pada hari Selasa, Guterres mendesak dukungan solidaritas internasional yang kuat kepada China dalam situasi sulit ini dan semua negara yang mungkin terkena dampak, sekaligus memberikan kepedulian yang kuat untuk menghindari stigmatisasi warga yang tidak bersalah, dan korban dari situasi.

Baca Juga: Gara-gara virus corona, Bank Dunia pangkas outlook ekonomi global

Seperti yang diketahui, ada sejumlah laporan tentang warga China dan Asia di luar negeri yang menghadapi pelecehan rasis sejak pecahnya wabah virus corona. Media lokal di Inggris melaporkan bahwa seorang pelajar Tiongkok di Sheffield diserang karena mengenakan masker pada hari Kamis.

Sementara, seorang wanita China dikirim ke rumah sakit untuk perawatan medis setelah ditabrak oleh dua orang asing di Berlin pada hari Jumat.

Editor: Barratut Taqiyyah Rafie