Bikin pabrik lagi, produksi KRAS makin kekar



JAKARTA.  Produsen besi dan baja PT Krakatau Steel  Tbk (KRAS) akan menambah kapasitas produksi baja lembaran panas atau hot rolled coil (HRC) dengan cara membangun pabrik kedua.

Pabrik baru diharapkan bisa memproduksi HRC sebanyak 1,5 juta ton per tahun. Untuk pabrik kedua ini diberi nama pabrik Hot Strip Mill #2 yang ditarget beroperasi tahun 2017 mendatang.

Asal tahu saja, HRC ini adalah produk unggulan KRAS yang banyak digunakan untuk komponen alat berat, fabrikasi umum, pipa, tabung, kontainer, dan konstruksi kapal.


Dengan beroperasinya pabrik kedua ini, perseroan menargetkan kapasitas produksi HRC naik menjadi 3,9 juta ton per tahun. Saat ini, kapasitas produksi HRC baru mencapai 2,4 juta ton per tahun.

Pabrik HSM #2 ini akan dibangun di kawasan Krakatau Industrial Estate Cilegon. Pabrik ini dibangun bersebelahan dengan sumber bahan baku produksi, yaitu baja slabe yang dipasok dari anak usaha KRAS yaitu PT Krakatau Posco.

Dalam cetak biru perseroan, pabrik ini akan dilengkapi fasilitas reheating furnace, roughing mill, 5-stand finishing mill, laminar cooling dan satu unit down coiler. Adaaun fasilitas pendukung lainnya meliputi: slab yard, coil yard, roll shop dan water treatment plant.

Terkait pengerjaan proyek, KRAS telah melakukan perjanjian kerjasama dengan konsorsium kontraktor yang terdiri dari SMS Siemag AG (Jerman) dan PT Krakatau Engineering. Tanda tangan kontrak dilakukan 4 Juli lalu.

"Pembangunan pabrik HSM #2 ini bertujuan untuk memanfaatkan peluang pertumbuhan pasar HRC, sekaligus mempertahankan pangsa pasar perusahaan," kata Irvan Kamal Hakim, Presiden Direktur KRAS Irvan Kamal Hakim, Senin (7/7).

Sayang Irvan tak mau menyebut nilai investasi pabrik terbaru ini. Sebagai gambaran saja, tahun lalu produksi HRC dari KRAS mencapai 62,31% dari total produksi KRAS, atau dengan volume 1,82 juta ton.

Adapun total produksi baja milik KRAS selama 2013 berjumlah 2,92 juta ton. Setelah HRC, produksi cold rolled coil (CRC) atau baja lembaran panas, baja lembaran dingin dengan total produksi sebesar 567.620 ton, kemudian wire rod atau batang kawat baja sebesar 220.260 ton.

Selain itu, perusahaan memproduksi produk baja berupa batang tulang baja dengan jumlah 156.970 ton, baja profil sebanyak 67.170 ton, dan pipa baja sebanyak 84.100 ton.

Selain pabrik HRC, KRAS juga punya tiga lini produksi yang memproduksi CRC dan wire rod. Adapun total kapasitas ketiga lini produksi perusahaan adalah 3,15 juta ton per tahun.

Tekor gara-gara kurs

Selain itu, lewat anak-anak usaha, KRAS juga memproduksi jenis produk baja untuk industri khusus, seperti pipa spiral, baja profil, pipa ERW, dan baja tulangan.

Asal tahu saja di kuartal pertama tahun ini, KRAS membukukan pendapatan US$ 459,49 juta. Pendapatan ini turun jika dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar US$ 615,96 juta. Penurunan pendapatan karena ada persaingan ketat dengan produk impor.

Turunnya pendapatan membuat perusahaan merugi sebesar US$ 69,54 juta di kuartal satu tahun ini. Padahal di periode yang sama tahun lalu, perusahaan masih mencatat laba bersih US$ 11,92 juta.

Tingginya nilai kerugian terjadi karena rugi kurs, karena perseroan mengandalkan produksi dari bahan baku impor. Tengok saja di kuartal satu tahun ini, perseroan mencatat rugi kurs US$ 14,35 juta. Padahal di kuartal satu tahun sebelumnya perseroan mencatat laba dari selisih kurs senilai US$ 8,5 juta.               

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Asnil Amri