KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Perkembangan vaksin Merah Putih selalu dinanti-nanti masyarakat Indonesia. Vaksin Merah Putih ini dikembangkan peneliti Indonesia untuk memenuhi kebutuhan vaksin Covid-19 di Tanah Air. Melansir informasi di laman
covid19.go.id, vaksin Merah Putih dikembangkan dengan platform inactivated virus yang melibatkan berbagai institusi dalam konsorsium. Salah satunya adalah Universitas Airlangga (Unair).
Perkembangan terkini
Baru-baru ini uji pra-klinis vaksin Merah Putih Tahap 1, 2 dan 3 kepada hewan menunjukkan hasil yang aman dan baik.
Lalu pada 9 November 2021, bibit Vaksin Merah Putih diserahkan Universitas Airlangga kepada PT Biotis Pharmaceutical yang akan memproduksi vaksin ini jika sudah mendapatkan persetujuan dari Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM). Dalam penyerahan tersebut, PT Biotis Pharmaceutical berperan sebagai salah satu mitra untuk memproduksi vaksin Merah Putih.
Baca Juga: Vaksin booster Covid-19 termurah AstraZeneca, harganya Rp 31.000 - Rp 113.000 Uji Klinis Tahap 1 juga akan segera dilakukan kepada 100 orang, dilanjutkan dengan Tahap 2 kepada 400 orang (Jan 2022), dan Tahap 3 kepada ± 1000 orang (Feb 2022). Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin berharap kehadiran vaksin Merah Putih dapat membuat Indonesia lebih handal dalam bidang teknologi pembuatan vaksin.
“Saya harap Indonesia bisa menguasai teknologi. Bukan hanya berbasis dari teknologi virus atau teknologi protein rekombinan maupun asam nukleat,” ujarnya seperti dalam dimuat dalam laman covid19.go.id, Selasa (16/11/2021).
Baca Juga: Kemenkes tegaskan vaksin Covid-19 masih miliki proteksi terhadap varian baru Pada kesempatan itu, Budi Gunadi juga mengungkapkan rasa bangganya kepada peneliti Unair yang telah mampu menghasilkan bibit (seed) vaksin dalam negeri.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Barratut Taqiyyah Rafie