JAKARTA. Membangun pabrik ponsel di dalam negeri tidak mudah. Pasalnya, impor pelbagai komponen ponsel dikenakan bea masuk antara 5% hingga 15%. Apalagi jika ditambah tekanan dari depresiasi rupiah terhadap dollar AS. Otomatis, kondisi itu membuat harga komponen impor melambung. "Maka itu, kami minta pemerintah untuk memberikan insentif," ujar Edward Sofiananda, Direktur Utama PT Aries Indo Global (AIG). Untuk menyiasati kenaikan biaya produksi akibat bea masuk dan rupiah loyo, pemegang merek Evercoss ini mengambil strategi efisiensi di berbagai divisi usaha. Selain itu juga, Evercoss akan menaikkan harga jual hingga 12,5%. "Agar marginnya bisa tetap bagus," ungkap Edward.
Bikin ponsel, produsen butuh insentif pemerintah
JAKARTA. Membangun pabrik ponsel di dalam negeri tidak mudah. Pasalnya, impor pelbagai komponen ponsel dikenakan bea masuk antara 5% hingga 15%. Apalagi jika ditambah tekanan dari depresiasi rupiah terhadap dollar AS. Otomatis, kondisi itu membuat harga komponen impor melambung. "Maka itu, kami minta pemerintah untuk memberikan insentif," ujar Edward Sofiananda, Direktur Utama PT Aries Indo Global (AIG). Untuk menyiasati kenaikan biaya produksi akibat bea masuk dan rupiah loyo, pemegang merek Evercoss ini mengambil strategi efisiensi di berbagai divisi usaha. Selain itu juga, Evercoss akan menaikkan harga jual hingga 12,5%. "Agar marginnya bisa tetap bagus," ungkap Edward.