JAKARTA. Pembuatan pesawat baling-baling R 80 yang dilakukan PT Regio Aviasi Industri (RAI) akhirnya memasuki babak baru. Setelah merampungkan feasibility study di tahun 2013, kini perusahaan milik BJ Habibie itu resmi memulai pengembangan desain dan manufaktur. Guna menuntaskan tahapan tersebut, PT RAI menggandeng perusahaan bidang software asal Prancis Dassault Systemes. "PT RAI akan memasang platform Dassault Systemes 3DEXPERIENCE untuk mendukung rekayasa kolaboratif dan pekerjaan manufakturnya," kata Agung Nugroho, Dirut PT RAI setelah melakukan penandatanganan di Jakarta, Selasa (8/4). Menurutnya dipilihnya platform 3DEXPERIENCE dari Dassault Systemes karena dapat mengetahui real time perkembangan pesawat R80 mulai dari desain, simulasi hingga perencanaan produksi dan integrasi. Agung optimis dengan software tersebut pesawat R80 akan dapat diselesaikan tepat waktu. Rencananya jika tidak ada aral melintang penerbangan perdana pesawat baling-baling turbo ini akan dilakukan pada tahun 2017 nanti. Sayangnya, Agung enggan untuk membeberkan nilai kerja sama antara kedua belah pihak. Agung hanya mengatakan pada tahap awal, perusahaannya telah mengalokasikan dana sebesar US$ 1 miliar. Setelah penandatanganan MOU pihaknya akan menindaklanjuti dengan mengerahkan sekitar 500 teknisi. "Nah itu bisa dihitung sendiri berapa biaya yang kita keluarkan," imbuhnya. PT RAI merupakan perusahaan manufaktur pesawat terbang yang didirikan oleh PT Ilthabi Rekatama dan PT Eagle Capital milik BJ Habibie. Perusahaan ini memulai proyek perdananya dengan mengembangkan pesawat komuter sipil regional R80. Pesawat berkapasitas 80 orang itu didesain dengan baling-baling turbo untuk mengurangi konsumsi bahan bakar.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Bikin R80, perusahaan Habibie gandeng Prancis
JAKARTA. Pembuatan pesawat baling-baling R 80 yang dilakukan PT Regio Aviasi Industri (RAI) akhirnya memasuki babak baru. Setelah merampungkan feasibility study di tahun 2013, kini perusahaan milik BJ Habibie itu resmi memulai pengembangan desain dan manufaktur. Guna menuntaskan tahapan tersebut, PT RAI menggandeng perusahaan bidang software asal Prancis Dassault Systemes. "PT RAI akan memasang platform Dassault Systemes 3DEXPERIENCE untuk mendukung rekayasa kolaboratif dan pekerjaan manufakturnya," kata Agung Nugroho, Dirut PT RAI setelah melakukan penandatanganan di Jakarta, Selasa (8/4). Menurutnya dipilihnya platform 3DEXPERIENCE dari Dassault Systemes karena dapat mengetahui real time perkembangan pesawat R80 mulai dari desain, simulasi hingga perencanaan produksi dan integrasi. Agung optimis dengan software tersebut pesawat R80 akan dapat diselesaikan tepat waktu. Rencananya jika tidak ada aral melintang penerbangan perdana pesawat baling-baling turbo ini akan dilakukan pada tahun 2017 nanti. Sayangnya, Agung enggan untuk membeberkan nilai kerja sama antara kedua belah pihak. Agung hanya mengatakan pada tahap awal, perusahaannya telah mengalokasikan dana sebesar US$ 1 miliar. Setelah penandatanganan MOU pihaknya akan menindaklanjuti dengan mengerahkan sekitar 500 teknisi. "Nah itu bisa dihitung sendiri berapa biaya yang kita keluarkan," imbuhnya. PT RAI merupakan perusahaan manufaktur pesawat terbang yang didirikan oleh PT Ilthabi Rekatama dan PT Eagle Capital milik BJ Habibie. Perusahaan ini memulai proyek perdananya dengan mengembangkan pesawat komuter sipil regional R80. Pesawat berkapasitas 80 orang itu didesain dengan baling-baling turbo untuk mengurangi konsumsi bahan bakar.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News