Bila regulasi memungkinkan, Bukalapak siap buka lapak jual beli saham



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pasca Bursa Efek Indonesia (BEI) mengutarakan keinginan untuk mengintegrasikan platform pasar modal dengan e-commerce, Bukalapak tengah mengakaji peluang ini. Tak heran, salah satu perusahaan unicorn Indonesia ini sudah menjajakan jual beli reksadana lewat BukaReksa. Bahkan logam mulia yakni emas juga sudah diperjualbelikan lewat produk BukaEmas.

Co- Founder & President PT Bukalapak.com M Fajrin Rasyid mengatakan, terkait jual beli saham perlu beberapa peraturan yang harus dikaji ulang terlebih dahulu. Fajrin menyebut, pihaknya terlebih dahulu menggarap reksadana karena secara regulasi lebih mudah misalnya tidak harus memiliki rekening dana nasabah (RDN).

"Saham agak lebih ribet seperti harus punya RDN dan lain-lainnya. Kami ingin jika buka saham ya harus sederhana. Bila regulasinya sudah oke, maka secara teknis kami bisa-bisa saja. Apakah namanya BukaSaham? Itu belum bisa kami pastikan saat ini," kata Fajrin di Plaza Mandiri, Jakarta, Senin (28/1).


Lanjut Fajrin nantinya, produk ini akan membidik siapa saja baik pelapak maupun seluruh masyarakat secara umum. Fajrin ingin memastikan terlebih dahulu izin sebelum meluncurkan produk baru ini. Begitupun juga harus mematuhi seluruh regulasi yang ada. Bila isu regulasi sudah terpenuhi, barulah Bukalapak memikirkan untuk mengandeng mitra sekuritas.

Asal tahu saja, dalam berita Kontan.co.id sebelumnya, Direktur Teknologi Informasi dan Manajemen Risiko BEI Fithri Hadi menyebut, sekarang lewat platform e-commerce seperti Bukalapak, masyarakat bisa berinvestasi membeli reksadana di Bukareksa. Melihat hal ini, Fithri mengaku tidak menutup kemungkinan nantinya masyarakat bisa membeli saham di sana. Apalagi saat ini pengguna e-commerce diklaim mencapai 60 juta, sedangkan investor pasar modal kurang dari dua juta.

Selain itu, ia menyebut integrasi tersebut akan dimulai terlebih dahulu melalui upaya simplifikasi pembukaan rekening efek dengan memangkas waktu pemrosesan. Selain itu, BEI bersama perusahaan efek juga akan mengembangkan pembukaan rekening efek tanpa tatap muka atau online.

“Mudah-mudahan kuartal kedua tahun ini bisa diimplementasikan karena memang bottle neck selama ini adalah di proses pembukaan rekeningnya, karena perdagangannya sudah online dan mobile semua sejak lama. Pembukaan rekening efek masih butuh 14 hari kalau di daerah,” tutur Fithri beberapa hari lalu.

Berkaitan dengan simplifikasi pembukaan rekening efek saat ini, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) tengah mempersiapkan draf regulasi yang mengatur hal tersebut. Bila regulasi tersebut sudah final, bursa akan mendorong para sekuritas anggota bursa untuk melakukan penyesuaian.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Wahyu T.Rahmawati