Bill Gates Investasikan 69% Portofolio Yayasan Senilai US$ 48 Miliar ke 3 Saham Ini



KONTAN.CO.ID -  JAKARTA. Yayasan Bill dan Melinda Gates, yang didirikan triliuner Bill Gates pada tahun 2000, memiliki portofolio ekuitas senilai sekitar US$ 48 miliar. Menariknya, 69% dari nilai tersebut diinvestasikan hanya pada tiga saham utama.

1. Microsoft (31%)

Microsoft, perusahaan yang didirikan oleh Bill Gates, menjadi investasi terbesar yayasan tersebut, dengan porsi sebesar 31% dari portofolio atau senilai US$ 14,8 miliar. 


Pada tahun 2022, Gates menyumbangkan US$ 20 miliar ke yayasan, sebagian besar dalam bentuk saham Microsoft. Kinerja saham Microsoft meningkat lebih dari 60% sejak Juli 2022, didorong oleh perannya dalam perkembangan kecerdasan buatan (AI). 

Investasi Microsoft dalam perusahaan AI OpenAI dan penggunaan teknologi AI di platform komputasi awan Azure berkontribusi besar terhadap pertumbuhan ini.

Baca Juga: Bill Gates Bongkar Rahasia Awal-awal Bangun Microsoft

2. Berkshire Hathaway (23%)

Sebanyak 23% dari portofolio yayasan, atau senilai US$ 11,2 miliar, diinvestasikan dalam saham kelas B Berkshire Hathaway. Saham ini merupakan bagian dari donasi Warren Buffett, yang telah mendukung yayasan sejak tahun 2006. 

Meskipun nilai investasi ini besar, porsi saham Berkshire Hathaway dalam portofolio yayasan kemungkinan akan menurun karena yayasan harus menggunakan seluruh donasi Buffett serta tambahan 5% dari aset bersih yayasan untuk kegiatan amal.

3. Waste Management (15%)

Waste Management, perusahaan pengelolaan limbah terbesar di AS, menyumbang 15% dari portofolio yayasan, atau sekitar US$ 7,3 miliar. Meskipun bukan perusahaan teknologi, Waste Management dikenal sebagai bisnis yang stabil dan berkelanjutan. 

Baca Juga: Upaya CEO Baru Ingin Kembalikan Starbucks Sebagai Kedai Kopi

Dengan memiliki lebih banyak tempat pembuangan akhir dan rute pengangkutan padat dibandingkan pesaingnya, perusahaan ini memiliki keunggulan skala yang memungkinkan efisiensi operasional dan kekuatan harga.

Ketiga investasi ini mencerminkan strategi yayasan yang fokus pada stabilitas dan pertumbuhan jangka panjang, sekaligus memanfaatkan peluang di sektor teknologi dan bisnis tradisional.

Editor: Noverius Laoli