KONTAN.CO.ID - Yayasan Bill & Melinda Gates Foundation Trust (BMGF Trust) mengalokasikan lebih dari setengah dana investasi mereka pada dua saham unggulan, yaitu Microsoft dan Berkshire Hathaway. Per Juni 2024, sekitar 54% dari dana yang dikelola BMGF Trust, atau sekitar US$ 48 miliar, ditempatkan pada kedua perusahaan ini, dengan 33% diinvestasikan pada Microsoft dan 21% pada Berkshire Hathaway. BMGF Trust merupakan bagian dari Bill & Melinda Gates Foundation (BMGF), yang dikenal sebagai yayasan filantropi global.
Baca Juga: 11 Fakta Menarik Bill Gates, Pernah Ditahan hingga Dirikan Yayasan Kemanusiaan Hingga Desember 2023, yayasan ini telah menyalurkan hibah senilai US$ 78 miliar untuk berbagai kegiatan amal. Pengelolaan dana investasi BMGF Trust memungkinkan yayasan ini mendukung berbagai program tersebut, dengan tingkat pengembalian tahunan sebesar 11,4% selama tiga tahun terakhir, lebih tinggi dibandingkan S&P 500 yang mencatat laba tahunan sebesar 10% pada periode yang sama. Berikut ini adalah profil singkat dua saham utama yang menjadi andalan BMGF Trust.
Microsoft
Microsoft adalah perusahaan teknologi terkemuka yang memiliki dua pilar utama, yakni perangkat lunak komersial dan layanan cloud publik. Produk seperti Microsoft Office, Dynamics, dan Power Platform terus menguasai pasar perangkat lunak bisnis.
Baca Juga: Bill Gates Investasikan 50% Lebih Dana Amalnya di Dua Saham Perusahaan Ini Selain itu, layanan cloud-nya, Azure, tetap menjadi pemain kunci meskipun mengalami sedikit penurunan pangsa pasar dalam setahun terakhir. Sejak November 2023, Microsoft meluncurkan asisten AI generatif, Microsoft 365 Copilot, yang telah diadopsi oleh hampir 70% perusahaan Fortune 500. Kemitraan strategis Microsoft dengan OpenAI juga memperkuat posisi perusahaan di industri kecerdasan buatan (AI). Keuangan Microsoft menunjukkan pertumbuhan solid, dengan pendapatan kuartal pertama tahun fiskal 2025 meningkat 16% menjadi $65,6 miliar, sementara laba bersih naik 10%. Akuisisi Activision turut menyumbang pada pertumbuhan penjualan Microsoft, meski sedikit menekan margin keuntungan. Melihat ke depan, analis memperkirakan laba Microsoft akan tumbuh 14% per tahun hingga 2028, dan valuasi saham saat ini dinilai cukup tinggi. Namun, bagi investor yang siap menghadapi volatilitas, Microsoft tetap menjadi pilihan menarik.
Editor: Noverius Laoli