Bill Gates Sindir Elon Musk Terkait Kepemimpinan di Twitter



KONTAN.CO.ID -  JAKARTA. Salah satu pendiri dan mantan CEO Microsoft Bill Gates angkat bicara soal Elon Musk terkait Twitter yang saat ini tengah mengalami banyak kontroversi. 

Ia menilai gaya Elon Musk memimpin Twitter saat ini seperti menggunakan manajemen seat of the pants dan itu memperburuk keadaan.

Seat of the pants sendiri dapat diartikan sebagai upaya menjalankan sesuatu tidak berdasarkan teknologi atau teori formal tapi berdasarkan pengalaman, penilaian dan usaha pribadi. 


"Situasi di Twitter sekarang sedang mengaduk-aduk," kata Bill Gates kepada Financial Times pekan ini. 

Baca Juga: Twitter Banjir Gugatan Karyawan Pasca PHK Massal oleh Kebijakan Elon Musk

Bill Gates menganggap pendekatan Elon Musk di Twitter telah menyebabkan polarisasi digital yang bisa menjadi bencana besar.

Padahal menurut Bill Gates seharusnya platform media sosial sekelas Twitter memikul tanggungjawab besar. Karena itu dalam menjalankan platform ini perlu fokus pada hal-hal yang dapat memicu kerusuhan atau mengarah pada kesalahpahaman besar tentang keamanan.

Sementara itu, sejak dikuasai Elon Musk pada Oktober lalu, dengan menyelesaikan pembelian situs jejaring sosial tersebut seharga US$ 44 miliar, telah melakukan serangkaian perubahan.

Hampir seketika, struktur dan ketertiban di Twitter mulai runtuh. Pengiklan melarikan diri secara massal karena kekhawatiran tentang ketidakkonsistenannya, jurnalis dilarang, seluruh tim kepemimpinan senior menyebutnya berhenti, dan ribuan karyawan diberhentikan atau datang bekerja untuk mengetahui bahwa seluruh tim mereka telah pergi.

Baca Juga: Akankah Elon Musk Mundur dari Posisi CEO Twitter?

Elon Musk juga secara terbuka mempertimbangkan untuk mem-platform ulang pengguna yang dilarang, termasuk mantan Presiden Donald Trump, yang akunnya telah dipulihkan setelah dilarang karena menyebarkan informasi yang salah dan menghasut kekerasan. 

Penelitian dari Montclair State University menemukan "lonjakan langsung, terlihat, dan terukur" dalam ujaran kebencian di platform setelah pengambilalihan Musk. 

Beberapa orang yang dilepaskan atau keluar dari perusahaan atas kemauan sendiri bertanggung jawab untuk memantau dan menghapus konten yang kasar di platform.

Editor: Noverius Laoli