Bima kebanjiran lagi, kini lebih parah



BIMA. Banjir kembali terjadi di Kota Bima, Jumat (23/12/2016). Bahkan, banjir kali ini diperkirakan lebih besar dari banjir yang menerjang kota itu tiga hari lalu.

Tingginya luapan air sungai yang melintas di kawasan setempat membuat ribuan rumah terendam banjir bandang dan sejumlah jembatan nyaris ambruk.

Kaget dengan air yang tiba-tiba naik, saat itu juga warga langsung panik dan lari berhamburan keluar rumahnya masing-masing, dengan melalui jalan yang sudah tergenang air untuk mengungsi di dataran tinggi.


Bahkan, sebagian besar warga meninggalkan rumah tanpa memedulikan barang-barang mereka. Kepanikan warga terlihat di sekitar Jembatan Sadia, Kecamatan Mpunda. Mereka khawatir banjir kembali menerjang permukiman mereka dan merobohkan jembatan.

"Sekitar pukul 13.00 Wita, air semakin tinggi hingga dada orang dewasa. Jembatan sudah mulai retak, makanya kita panik dan lari berhamburan keluar rumah," kata Arif, warga setempat.

Kepala BPBD Kota Bima H Syarafuddin mengatakan, banjir yang terjadi pada Jumat siang itu kembali merendam lima kecamatan di Kota Bima. Banjir ini terjadi disebabkan intensitas hujan yang cukup tinggi pasca-banjir pada Rabu lalu.

Terlebih lagi, masih banyak sampah sisa banjir sebelumnya di bantaran sungai sehingga membuat saluran air tersumbat. "Air cepat naik dan menggenangi permukiman warga. Banjir ini juga diakibatkan adanya banjir kiriman dari Kecamatan Wawo, Kabupaten Bima," kata Syarafuddin.

Tak hanya rumah, lanjut Syarafuddin, sejumlah jembatan di Kota Bima pun nyaris ambruk akibat banjir. Karena khawatir banjir susulan, pihaknya terus mengimbau agar warga segera mengungsi ke tempat yang lebih tinggi.

"Hingga saat ini, aparat gabungan terus mengevakuasi warga yang terjebak di dalam rumah. Namun, kurangnya perahu karet menyebabkan proses evakuasi menjadi terkendala," tuturnya

Sementara itu, dampak banjir terparah berada di Kecamatan Rasanae Barat yang merupakan hulu sungai. Di tempat itu, ketinggian air di permukaan mencapai lebih dari 3 meter.

(Syarifudin)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Adi Wikanto