Bimbel Lavender (BMBL) Pilih IPO Sebagai Sumber Pendanaan, Ini Pertimbangannya



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Penyedia jasa layanan bimbingan belajar (bimbel), PT Lavender Bina Cendikia Tbk akan melakukan penawaran sahamnya ke publik. Calon emiten dengan kode saham BMBL ini menjalankan kegiatan usaha dengan nama bimbingan belajar Lavender (Bimbel Lavender), dengan mengkhususkan diri pada program persiapan ujian masuk Perguruan Tinggi Negeri (PTN).

BMBL akan menjadi perusahaan penyedia jasa bimbel pertama yang melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI). Direktur Utama Lavender Bina Cendikia Galih Pandekar mengungkapkan alasan kenapa BMBL menjadikan bursa saham sebagai sumber pendanaan.

Selain menimbang aspek pendanaan, pasar modal dipilih dengan menimbang aspek tata Kelola perusahaan atau good corporate governance (GCG). Dengan masuk bursa, maka otomatis BMBL akan meningkatkan aspek profesionalisme, sehingga mampu memenuhi standar yang ditetapkan bursa.


Nantinya, dana hasil IPO ini akan digunakan untuk mengembangkan bisnis BMBL yang sedang berkembang, salah satunya adalah program masuk fakultas kedokteran. Program ini menjadi salah satu layanan yang paling diminati oleh klien.

Baca Juga: Mau IPO, Intip Target Lavender Bina Cendikia (BMBL)

Dengan membludaknya peminat program yang ditawarkan BMBL, dana hasil IPO akan digunakan untuk menunjang fasilitas akomodasi untuk supercam. Sekitar 75% dana IPO akan digunakan untuk belanja modal alias capex, salah satunya pelunasan pembelian apartemen dan bangunan, pembelian ruang kantor, dan penambahan ruang kelas

“Dengan dana IPO kami memiliki akomodasi sendiri sehingga bisa melayani klien dengan lebih baik,” kata Galih dalam paparan publik yang digelar Selasa (20/12). Selain pelunasan pembelian apartemen, 75% dana IPI juga akan digunakan untuk renovasi kantor dan ruang kelas, renovasi bangunan dan apartemen, pengembangan kanal pembelajaran digital, pengembangan konten untuk pembelajaran digital dan program virtual reality.

Sementara sekitar 25% dana hasil IPO akan digunakan untuk modal kerja berupa biaya pemasaran, biaya training dan biaya konsultan pengembangan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Wahyu T.Rahmawati